Kamu ngapain Nang, masuk kekamar bude…” ucap Bude Risma yang kaget melihat aku yang masuk ke kamarnya tanpa permisi dulu.
“Suuuutthhh…jangan berisik bude nanti kedengeran sama tetangga dan kemudian mereka datang kesini melihat kita dalam satu kamar nanti keluarga Bude Risma jadi malu semua…” kataku.
“Jangan kurang ajar kamu ya…keluar!!!” teriaknya.
Tanpa menjawab ucapan bude, akupun lantas melepas semua pakaian yang menempel pada tubuhku. Aku berdiri di depan budeh Yati dalam keadaan telanjang.
“Silakan bude kalau mau teriak, biar semua tetangga datang kesini dan mengusir kita…” kataku tegas.
Nampaknya caraku berhasil dan Bude Risma sudah tak berteriak lagi. Dia masih menutup badannya dengan handuk.
“Apa mau kamu?” tanyanya pelan.
“Begitu tadi aku melihat bude berlilitkan handuk dengan toket yang sedikit terlihat membuatku jadi bernafsu, ayo bude puaskan aku” ucapku.
“Tapi Riz, bagaimana nanti kalau tiba-tiba ada yang masuk, lagian sebentar lagi suami dan anak-anakku pasti pulang karena sudah sore” jawabnya.
Aku kemudian berjalan pelan mendekati Bude Risma kudorong tubuhnya hingga Bude Risma terduduk di pinggir kasur dan mengarahkan kontolku yang sudah menegang tapat di depan muka Bude Risma. Kulihat mata Bude Risma tak berkedip memandang kontolku yang ukurannya lumayan gede.
“Tenang bude, pintu depan sudah aku kunci kok, ayo Bude Risma tolong kocokin kontolku dong bude jangan cuma dilihatin aja…” kataku sambil mengelus-elus kontolku sendiri.
Dan dengan ragu-ragu akhirnya Bude Risma memegang kontolku dan mulai mengocoknya. ngentot
“Oooohhh…aaahhh…jilat donk bude..aaahh..” desahku.
“Gak ahh, jijik…” jawabnya.
Kemudian kutarik lilitan handuk bude hingg akhirnya dia telanjang dihadapanku, tangan kanannya masih asyik mengocok kontolku sementara tangan kirinya berusaha menutupi toket montoknya.
“Ayo bude kita masukan sekarang aja, keburu suami dan anak-anak bude pulang” pintaku.
Kaki Bude Risma kuangkat dan kubuka lebar-lebar. Betapa kagetnya aku begitu melihat jembut Bude Risma yang tumbuh dengan lebatnya. Lubang memeknyapun sudah tarbuka lebar siap untuk dihujam dengan kontolku. Tapi Bude Risma tak diam saja dia mencoba melawanku.
“Stop rizky, jangan dimasukan nanti apa kata tetangga bila melihat apa yang kita berbuat” rengeknya.
Akupun tak mempedulikannya dan dengan agak memaksa langsung saja kuarahkan kontolku ke lubang memek Bude Risma.
“Sleeeep….” masuklah kontolku ke dalam memeknya.
“Arrgghhh..aaahhh….” desahnya, kini perlawanannya berubah menjadi desahan. Kugenjotkan kontolku dengan penuh gairah.
“Memekmu enak sekali bude…aaahhh….” desahku mengimbangi desahan Bude Risma.
Perlahan Bude Risma mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangi permainanku, aku pun semakin liar menggenjot memek Bude Risma.
“Ayo goyang terus budee…ooohhh…nikmat Bude Risma…” erangku.
“Kontolmu mantap sekali Rizkyyy..aahhh…” racau Bude Risma.
Ternyata Bude Risma kalau lagi ngentot suka mengeluarkan kata-kata kotor yang membuat semakin bergairah. Keringat kami mulai bercucuran, lalu Bude Risma meminta ganti posisi.
“sayang kita ganti posisi yuk…” pintanya.
Bude Risma semakin agresif, memang wanita awalnya suka nolak duluan tapi kalau sudah merasakan genjotan dari kontol merekalah yang akan lebih agresif.
Kami kemudian langsung berguling tanpa mencabut dulu kontolku, kini posisi Bude Risma berada diatasku. Bude Risma mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur. Goyangan Bude Risma lama-lama semakin liar. Tak hanya gerakan maju mundur, dia juga memutar pantatnya, gerakan ini yang membuatku menjadi tak tahan. Akupun lalu bangkit ke posisi duduk dan memeluk Bude Risma sambil lidahku memainkan putingnya.
“Aaaahh..sayang enak sekali jilatanmu…aku tak tahan lagi pingin keluar…ooohhh…” desahnya.
“Tahan sebentar Bude Risma…” balasku.
“Tapi aku sudah gak kuaaaattt…aaaahhhh….” teriaknya. Bude Risma akhirnya orgasme juga. Terasa sekali cairan hangat keluar dari dalam memeknya.