Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Putra berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.
Beberapa saat kemudian Putra secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
“Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Tika yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
“Plak.. plak.. plakk..,” kadang Putra terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.
“Ohh.. enak sekali..” pikir Putra.
Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
“Ehh.. shh.. okh..,” Putra benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya. ngentot
Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Putra selintas melirik betapa wajah Bu Tika mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.
“Hkkhh..” Bu Tika berusaha menahan nafas.
Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya. Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Tika merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Putra. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan hasrat sex nafsu nya.
Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segera dikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Tika tak mampu lagi membendung hasrat sex nafsu nya.
Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Putra semakin terangsang. Dia menunduk mengamati memeknya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.
“Ohh.. aduh.. Bu..,” Putra mengerang pelan penuh kenikmatan.
Yang jelas Bu Tika tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
“Okh.. hekkhh..” Bu Tika menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itu benar-benar kuat dan tahan.
Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.
“Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Putra malam ini.
Sementara si Putra pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Putra merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Putra terkulai.
Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..
“Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Surti, Putra ..?” tanya Bu Tika menyelidik.
Putra terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..? ngentot
“Kenapa diam..?”
Putra menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
“Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
“Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
“Oo..,” Bu Tika melongo.
Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.
“Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Surti mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.
“Mengerti Bu..,” Putra menjawab penuh rasa rikuh.