Tun…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Atun sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Atun ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.
“lagi sedikit Tun….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras saja. ngentot
“Ayo ..Tun..pijitin kepala saya” kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Atun mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.
“nah..gitu….baru enak, kata saya lagi, “tapi film-nya kok jelek banget yaa…”
“iya..pak…film-nya film tua..” katanya.
“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Atun kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.
Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba ****** lawan mainnya , tangan Atun mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Atun terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker.
Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Atun terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.
Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Atun, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Atun tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri.
Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Atun diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Saat kepala ****** saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Atun sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga ****** saya terbenam seluruhnya. ngentot
“aaaaaaaakh…..pak” , desah Atun lirih, “ennnaaaak….paaaaak”
Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik ****** saya. Waah…. memek Atun bagaikan menjepit ****** saya dan seperti tidak mau melepaskan ****** saya. Memek Atun ternyata sempit sekali dan ****** saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali. Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Atun yang mulus, plak….plak….plak….. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Atun.
Mulut Atun menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh , dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan. Bila saya menekan ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Atun segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian.
Aah ….. Atun, ternyata luar biasa enaknya memek kamu. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Atun. Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Atun mengejang , kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang . Memeknya meremas dan menghisap-hisap ****** saya dengan keras dan berusaha untuk menelan ****** saya seluruhnya.