Aku nggak nyesel Donn.., kamu lembut sekali..”, katanya sambil terus kusodokkan penisku.
Vagina Ani makin basah dan terus memijat batang penisku, seakan-akan disedot olehnya. Terdengar pula suara gesekan vagina dan penis, suara yang basah. Aku duduk diranjang, Ani mulai mengocok penisku dalam-dalam, dia hunjamkan pantatnya ke penisku, nikmat sekali. Lalu Ani mengayangkan badannya, sambil mulutnya meracau nggak jelas.
Kulumat habis dadanya kunikmati putingnya. Kami sangat menikmati dan kami berdua mandi keringat. Akhirnya Ani mengejang dan memelukku erat lalu membenamkan penisku dalam-dalam, terasa cairan memandikan penisku dan dindingnya memijat dan terasa pula menyedot penisku, Ani orgasme lagi, ku balas dengan kocockanku dan kupeluk dia dan penisku berkedut, crot, spermaku muncrat di dalam vaginanya, aku duduk memangkunya dan berpelukan, lalu kucium bibirnya.
“Terima kasih sayang”, kataku.
“Aku juga”, jawabnya.
Aku berbaring dengan Ani di atasku, penisku masih di dalam, dan kubiarkan mengendur.
“Donn, aku nggak ingin terpisah dari kamu. I love, and I always do”, katanya.
“Aku juga sayang”, lanjutku.
Lalu kami tidur bersama, dengan keadaan bugil dan penis ku masih didalam vaginanya. Ketika subuh, penisku ereksi. Kejadian alami ini membuat Ani terbangun.
“Don, penis kamu bangun. Lagi yuk”, katanya bersemangat. Sexy
Langsung ku lahap bibirnya dan kumainkan lidahku. Kutindih Ani, dan mulai meremas-remas dadanya. Kenyal sekali sambil memandangi wajahnya, Ani sungguh cantik dalam hatiku. Aku percaya jika wanita paling cantik saat bangun tidur. Kami makin panas, vagina Ani makin basah dan berkedut. Kulanjutkan permainan mulutku ditoketnya. Kulumat nipplesnya dan ku sedot-sedot toketnya. Ani mendesah dan meracau keenakan.
“Don.. Kocok penismu.. Say”, pintanya keenakan.
Perlahan-lahan kusodok vaginanya dengan penisku, terdengar suara becek yang terkesan erotis bagiku. Aku paling suka mengocokkan penisku perlahan, sebab gesekan antara dinding vagina dan penis lebih dapat dirasakan, dan tidak menyakiti vagina. Peluh mulai keluar dari pori-pori kulit kami, bau alami kami mulai keluar membuat suasana makin erotis bagiku.
Ani tampaknya mulai menggerakkan pantatnya maju-mundur membalas gerakan penisku yang juga demikian, tampaknya Ani sungguh menikmatinya, langsung kubalik posisi kami. Kini Ani diatasku. Kedua tangan Ani bertumpu didadaku, dan payudaranya kuremas-remas perlahan-lahan dan kupelintir-pelintir putingnya. Ani memejamkan mata, dan pantatnya maju-mundur mengocok penisku. Suara becek makin kencang, dan penisku makin becek pula.
Vagina Ani berkedut kencang, dia memelukku dan berbisik “Aku udah sampe”.
Ani sudah orgasme lagi, sedang aku belum.
“Giliranku ya..” balasku.
Kugendong dia menuju kursi. Ani masih memelukku dan langsung kukocok vaginanya kembali, Ani menciumi bibirku. Lima menit kemudian aku keluarkan spermaku divaginanya, nikmat sekali sarapan pagi ini. Kami berpelukan untuk mengambil nafas sebentar.
“Ani, sungguh kamu nggak menyesal malam ini?”, tanyaku penuh keraguan.
“Tidak”, jawabnya sambil menciumi bibirku.
Tak henti-hentinya aku smooch Ani. Akhirnya penisku di cabut dari vaginanya, tampak sperma dan cairan vagina Ani bercampur, sesaat setelah kucabut, campuran cairan itu keluar dari mulut vagina Ani yang dihiasi jembut yang nggak terlalu lebat. Ani menggandengku ke kamar mandi.
“Mandi bareng yuk”, pintanya.
Kamar mandinya memiliki shower dan bath tub.
“Ani, kucukurin pubic hair-mu (jembut) ya..”, pintaku.
“Kita mandi dulu sayang”, jawabnya.
Kami berdua masuk ke shower, tiba-tiba Ani jongkok di hadapanku dan kencing, kulihat dia.. Sexy sekali batinku.
“Say, .. Agak perih nih vaginaku”, katanya.
“Mungkin karena baru pertama kali ML, say”, jawabku.
Ani mengangguk tanda setuju.
“Walau sakit tapi enak kan?”, kataku sambil memeluk dan meremas dadanya.