Saat pagi hari Iwan bangun dan melihat Dewi yang tidur terlentang, dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Dewi. Saat Dewi merasakan memeknya ada yang mengusap-usap dia terbangun melihat Iwan tersenyum dan membiarkan Iwan memperlakukannya seperti itu. Iwan kemudian naik ke atas tubuh Dewi menindihnya dan mengarahkan kontolnya ke memek Dewi lalu menekannya.
“Akh…ngehh”
“Enak kan Wan sss… Akh.. Tekan yang dalem Wan.. Akhh…”
Iwan menggerakkan pantatnya maju mundur dan Dewi Menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Iwan. Hanya desahan yang terdengar dari mulut mereka berdua.
“aduh Wan…terus… Akh.. Yaaa terus Wan yang kerasss akhh Wan yeah…terus akhh…”
“Akh teh Iwan mau keluarehh akh teh… sss.. Akkkh…ngahouch…” porno
“Teteh dateng Wan akh…din… Aouchhh…”
Badan mereka berdua menegang, Dewi mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya, sedangkan Iwan seperti busur panah, pantanya menekan memek Dewi dan tangannya meremas seprei dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas. Kepala Iwan rebahan di susu Dewi dan kemudian tidur terlentang di sisi Dewi. Beberapa saat kemudian.
“Din yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Iwan harus bayar yah murah kok cuman 20000 aja.”
Iwan hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Dewi mulai menjilati seluruh badan Iwan dada Iwan kemudian turun kebawah. Saat sampai di kontol Iwan Dewi menjilati kepala kontoln Iwan yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.
“akh…teh..sss… Aduh..geli… Akhh…”, Iwan mendesah dan badannya gemetaran, da kontolnya mulai mengeras lagi.
Dewi terus mengulum kontol Iwan sambil mengocoknya. Iwan menggerakkan pantatnya naik turun. porno
“akhh…teh…teehhhh ouch…”
Sperma Iwan muncart dimulut Dewi dan sebagian meler keluar dan membasahi kontolnya. Dewi menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa sperma Iwan sampai bersih. Setelah mandi Iwan membayar uang seperti yang telah dijanjikannya dan kembali pergi ke pasar.
“Wan, kamu baru berapa hari kerja disini udah kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan”, Pak Dimas menasehati Iwan.