Tidak diragukan lagi, seks itu baik untuk tubuh kita. Di luar kenikmatan tiada banding yang diperoleh darinya, telah ditemukan manfaat kesehatan yang sangat besar. Menurut seorang terapis seks, Dr. Ian Kerner, ketertarikan seksual dan kecocokan seksual adalah dasar dari banyak hubungan yang sukses.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa seks dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memastikan tidur lebih nyenyak, meningkatkan libido, meningkatkan kontrol kandung kemih perempuan, menurunkan tekanan darah dan mengurangi kemungkinan kanker prostat pada lelaki. Menurut penelitian, seks juga bisa disebut sebagai bentuk olahraga yang baik, menurunkan risiko serangan jantung, mengurangi stres dan menenangkan pikiran atau mengurangi kecemasan.
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa terlalu banyak berhubungan seks tidak baik untuk tubuh.
Namun, di luar kelebihannya, beberapa ahli mengungkapkan bahwa terlalu banyak berhubungan seks tidak baik untuk tubuh. Kok bisa?
Mungkin terdengar aneh bahwa tindakan menyenangkan yang memiliki manfaat kesehatan yang sangat besar juga dapat menimbulkan efek samping, tetapi itulah kenyataannya menurut beberapa ahli. Beberapa efek samping dari terlalu banyak berhubungan seks termasuk dehidrasi, nyeri punggung bawah, memar dan nyeri, cedera saraf, otot tegang, peningkatan kelelahan tubuh, patah tulang dan serangan jantung bagi mereka yang memiliki masalah terkait jantung.
Meskipun seks paling menyenangkan saat baru dimulai (putaran pertama), mungkin ada perasaan nyeri di alat kelamin saat aktivitas seksual berkelanjutan karena gesekan yang terus-menerus selama ‘putaran’ berikutnya sehingga bisa membuat hubungan seks terasa menyakitkan.
Sementara kaum lelaki lebih cenderung mengalami sedikit rasa sakit pada organ mereka, tapi dalam kasus ekstrim, dapat terjadi penis patah karena dorongan terus-menerus tanpa ereksi yang cukup. Perempuan juga cenderung merasa sedikit sakit di bagian pribadi mereka karena kegiatan menggesek dinding vagina oleh penis selama penetrasi. Dengan demikian, ini dapat menyebabkan rasa sakit pada alat kelamin, otot tegang dan cedera saraf karena stimulasi berlebihan langsung dari tempat yang sama di area genital.
Selain itu, ditemukan bahwa faktanya seks sama dengan melakukan olahraga berat. Satu putaran seks sama dengan joging selama 30 menit. Oleh karena itu, berhubungan seks berulang kali tanpa hidrasi yang memadai dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan.
Karena itu disarankan untuk minum banyak air setelah berhubungan seks, untuk menghindari dehidrasi dan mengosongkan kandung kemih setelah berhubungan seks yang membantu mencegah infeksi saluran kemih karena minum banyak air dapat membersihkan bakteri dari saluran kemih.
Ditemukan juga bahwa terlalu banyak seks dapat menyebabkan nyeri punggung bawah karena dorongan yang berat dan konsisten, yang juga dapat menyebabkan ejakulasi berkepanjangan karena menipisnya kadar air mani.
Juga disimpulkan bahwa seks itu bisa sangat melelahkan seperti berolahraga. Jika dilakukan terus menerus akan dapat menyebabkan kelelahan, terlebih lagi lelaki tidak akan tertidur setelah ejakulasi karena pelepasan beberapa hormon ke dalam sistem mereka.
Saat melakukan aktivitas seksual, tubuh melepaskan norepinefrin, epinefrin dan kortisol yang meningkatkan detak jantung dan memicu pelepasan glukosa dalam darah. Semua aktivitas tersebut memang melelahkan, apalagi jika sering dilakukan. Jadi, melakukan hubungan seks beberapa kali sehari akan menguras seluruh energi kita dan membuat kita merasa lelah hampir sepanjang waktu.
Hal yang lebih penting adalah bahwa terlalu banyak seks dapat memperburuk situasi kesehatan orang dengan masalah jantung. Dengan kata lain, meski seks baik untuk jantung karena terus meningkatkan aliran darah, seks bisa menimbulkan komplikasi bagi orang yang memiliki masalah jantung.
Menurut konsultan ahli endokrinologi, Dr. Michael Olamoyegun, orang yang memiliki masalah kardiovaskular (jantung) sering dianjurkan untuk tidak sering berhubungan seks, dengan alasan mungkin tidak baik untuk kesehatan mereka dan tingkat masalah jantungnya bisa ringan atau berat.
Dia menambahkan, “Hal yang sama untuk orang yang mengalami serangan jantung atau stroke, dan alasan mengapa hal itu tidak dianjurkan bagi mereka adalah karena seks menghabiskan energi. Dan satu putaran seks setara dengan berlari selama beberapa menit. Jadi, jika seseorang yang jantungnya berada di ambang batas mulai berhubungan seks secara teratur, itu bisa memengaruhi kesehatan.”
Mengingat efek dari terlalu banyak aktivitas seks yang dijelaskan di atas, maka pertanyaannya; berapa banyak seks itu dikatakan terlalu banyak?
Menurut Olamoyegun, tidak ada definisi yang pasti tentang jumlah seks yang terlalu banyak atau memadai, karena jumlahnya bervariasi di antara individu dan kelompok umur. Secara tersirat, seks dianggap terlalu berlebihan ketika orang-orang yang tidak nyaman atau kebutuhan untuk memuaskan pasangan melakukan lebih banyak ‘ronde’. Namun, selama mereka melakukannya untuk kesenangan, terlepas dari kuantitas dan kualitasnya, meskipun sepuluh kali seminggu, itu tidak bisa dikatakan terlalu banyak.
Sebuah studi oleh Institut Kinsey di Universitas Indiana, Amerika Serikat, menemukan bahwa frekuensi hubungan seks bervariasi menurut rentang usia, mengatakan rata-rata, orang yang berusia antara 18 dan 29 tahun melakukan hubungan seks rata-rata 112 kali per tahun, sedangkan orang berusia antara 30 -39 tahun melakukannya rata-rata 86 kali per tahun.
Sementara itu, Kerner berpendapat bahwa kehidupan seks yang sehat dapat dilakukan dengan jumlah sekali atau dua kali seminggu. Namun dia menambahkan bahwa berhubungan seks setiap hari tidak berarti terlalu banyak seks, selama kedua pasangan menikmatinya. Jika pasangan sering melakukannya dan satu orang menikmatinya lebih dari yang lain, dalam hal ini orang lain melihat seks sebagai tugas atau kewajiban daripada sesuatu yang harus dinikmati, hal itu menjadi terlalu berat bagi orang tersebut.
Dia menambahkan, “Meskipun kedengarannya lucu dan tidak seksi, mungkin ide bagus untuk menjadwalkan seks sehingga pasangan dengan libido rendah tidak merasa tertekan, dan pasangan dengan libido lebih tinggi tidak merasa ditolak. Jika kamu pernah merasa kewalahan, baik secara fisik maupun emosional, dengan jenis atau jumlah seks yang kamu lakukan, beri tahu pasangan bahwa kamu perlu istirahat. Seks bisa berbahaya jika ada semacam tekanan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang membuat salah satu pihak merasa tidak nyaman.”
Tentang efek psikologis dari terlalu banyak berhubungan seks, konsultan psikolog, Prof. Oni Fagboungbe, mengatakan bahwa terlalu banyak berhubungan seks cenderung berdampak negatif pada tubuh.
Dia melanjutkan, “Satu hal yang bersifat psikologis adalah bahwa tiap individu memiliki ambang persepsi, yaitu tingkatan mereka mampu melakukan hubungan seks secara optimal. Tingkatan itu bervariasi dari orang ke orang dan menjadi berbahaya ketika kamu melampaui batas fisiologis. Tingkatan itu bervariasi dan tidak ada orang yang memiliki batas fisiologis yang sama.”