Tante Yully langsung membuka laci meja yang ada di samping ranjang, ia mengeluarkan dua buah kondom lalu membukanya. Syamsul segera menanggalkan seluruh pakaiannya, lalu mendekati tante Yully. Penisnya diarahkan ke wajah tante Yully agar tante Yully segera memakaikan kondom tersebut. Setelah itu tante Yully langsung mengulum penis Syamsul yang telah dibungkus kondom bercita rasa pisang. Di sini memang sangat terjaga akan keamanannya, tidak boleh ada yang tidak memakai kondom. Makanan dan minuman pun dilarang bawa dari luar, bahkan rokok sekalipun. Seminggu sekali para wanita penghibur di sini juga dicek kesehatannya, bila ada yang terjangkit penyakit HIV AIDS maka akan segera diungsikan ke panti rehabilitasi.
Melihat aksi tante Yully mengulum penis Syamsul seperti menikmati eskrim calpico yang nikmat, penisku pun terasa mengeras. Aku juga tidak memikirkan tujuan kedatangan kami lagi, segera aku juga membuka pakaianku hingga telanjang bulat. Ku dekati tante Yully dan ku pretel habis pakaian tante Yully. Susunya besar dan motok, segera kuremas-remas dengan penuh nafsu. Setelah puas dikulum, Syamsul ingin merasakan goyangan tante Yully, ia segera membaringkan tubuh tante Yully dan menusukkan penisnya langsung ke vagina tante Yully.
Cerita Nafsu Dewasa dan Goyangan Nikmat Permainan Seks Tante Yully – Karena sibuk melayani Syamsul, aku yakin tante Yully tidak sempat memakaikan kondom ke penisku, jadi terpaksa aku memakaikannya sendiri. ‘Wah, dapat rasa strawberry nih’, pikirku dalam hati melihat bungkus kondom yang barusan ku sobek. Aku sudah tak sabar ingin merasakan kuluman tante Yully. Ku arahkan penisku ke mulut tante Yully yang terbaring di atas ranjang. Dua lubang dibantai sekaligus, sepertinya tante Yully sudah sangat terlatih.sexy
Kata orang, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, hmm, ternyata benar, kecantikan Fenny dan tante Yully sudah bagaikan pinang dibelah dua. Anak dan ibu sangat cantik hingga menggoda nafsu. “Oh yes…”, desahku kenikmatan merasakan penisku yang semakin hangat di dalam mulut tante Yully. Tante Yully pun sepertinya sangat menikmati penisku, hahaha, benar-benar dicicipi seperti permen lolipop rasa strawberry. “Ini rasa kesukaanku…”, kata tante Yully menyempatkan bicara disela menyepong.
Tubuhnya bergoncang karena tusukan Syamsul yang bersemangat, susunya kuremas, cukup besar hingga tanganku hampir tidak menutupinya. Matanya hanya meram melek menikmati goyangan. Aku sebenarnya kurang tega, karena anaknya, Fenny sudah bergabung dengan kami, tapi kapan lagi dapat kesempatan seperti ini?
Hampir setengah jam kami bercinta two in one, Mamat pun belum kunjung masuk menyusul. Aku pun sudah bergantian posisi dengan Syamsul. Walau tante Yully sudah berumur, tapi vaginanya masih seret, hanya karena becek membuat aku lebih mudah melesapkan penisku ke lubang vaginanya. Ku peluk tubuh tante Yully hingga dadaku menyentuh erat dengan susunya, ku goyang terus di atas ranjang, sedangkan Syamsul sedang istirahat, ia menyalakan rokok dan duduk sambil memilih siaran televisi.
Cukup lama aku menikmati tubuh tante Yully, hingga aku pun berejakulasi. Ku tarik penisku yang penuh dengab sperma terbalut kondom. Tante Yully kemudian terkapar karena cukup lelah. Aku pun meninggalkannya untuk membersihkan penisku di kamar mandi. Dalam kamar mandi ku dengar Syamsul dan tante Yully sedang berbincang-bincang, Syamsul pasti menceritakan maksud kedatangan kami. Aku pun keluar dari kamar mandi, walaupun kami bertiga masih dalam keadaan bugil, tapi kami tidak sungkan untuk saling berkenalan.Cerita Nafsu Dewasa dan Goyangan Nikmat Permainan Seks Tante Yully – Tante Yully langsung meneteskan air mata setelah mendengar kabar dari kami. “Fenny yang malang…”, kata tante Yully. “Bapaknya yang penjudi itu telah menjual kami ke bang Solihin, untungnya Fenny bisa kabur…”, sambung tante Yully. “Tante sudah nyicil hutang-hutang bapaknya Fenny, tidak banyak lagi, semoga tante bisa keluar dari tempat ini dan segera bertemu dengan Fenny…”, kata tante Yully yang membuatku menjadi sedikit iba. Ia benar-benar merindukan anaknya, air matanya bercucuran hingga membasahi pipinya. “Tenang saja, Fenny baik-baik saja, dia juga rindu kok sama tante…”, aku berusaha membujuknya agar tidak menangis lagi. Lalu kucari celanaku untuk mengambil uang, “Emangnya sisa hutangnya berapa?”, aku bertanya kembali.
Tinggal seratus juta, tapi bang Solihin sangat kejam, ia pasti menghitung bunganya juga…”, jawab tante Yully semakin sedih. ‘Waduh, uang yang ku bawa tidak lah cukup’, pikirku dalam hati.
Aku pun menjelakannya kepada tante Yully agar dia tenang, karena aku akan menghubungi Herman untuk membawa sisanya. “Telp boss lah Syam…”, aku memerintahkan Syamsul. Ia lalu berdiri dan mencari handphone nya yang tertinggal di saku celana. sexy
Belum sempat mendapati handphone, pintu pun terbuka. Mamat masuk beserta seorang pria besar dengan tegap dan berwajah garang. “Man, nih bang Solihin…”, Mamat memperkenalkanku dengan pria berwajah garang itu. “Boss…”, sapa tante Yully kepada pria itu. Aku pun kemudian berjabat tangan dengannya, pria besar itu adalah pimpinan di sini, wajahnya terdapat goresan, membuatku sedikit takut melihatnya. “Oke, Mamat sudah menjelaskan kedatangan kalian… Kalau tidak memandang Mamat, aku tak akan lepaskan wanita ini…”, kata bang Solihin. Mungkin Mamat sudah banyak berjasa padanya. “Kalian bawa saja wanita ini…”, katanya. “Terima kasih bang…”, kami mengucapkan terima kasih padanya.