Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku part 3

Maaf, Bapak tidak boleh begitu” namun pak Eko menjawab dengan menuliskan bahwa tes nya bakal saya beri sekarang. Cerita Diewe Guruku Karena Payudaraku.

Tiba-tiba terpikir bahwa dapat saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat laksana yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut keterangan dari sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba wilayah kemaluanku. Kontan aku basah lagi sebab merasa nikmat dan geli.

Aku mulai menuruti permainan pak Eko saat aku tersadar kami sedang terdapat di mal, didalam Cafe dan sedang menanti makanan, dan barangkali saja terdapat orang yang melihat. Saya berjuang memberitahu dan menyaksikan kalau-kalau terdapat yang menyaksikan tapi sia-sia.

Jari pak Eko telah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diserahkan semakin hebat aku mulai terbenam dan mengerang nikmat. Cerita Diewe Guruku Karena Payudaraku

Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana telah ada di sekitar situ. Bagaimana bila dia menyaksikan kami berciuman? Ah tersebut sudah jelas dan barangkali lumrah. Tapi bagaimana bila ia menyaksikan tangan pak Eko sedang di bawah rok ku? Tiba-tiba seluruh kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan menyampaikan terima kasih. Pelayan tersebut meninggalkan kami sesaat kemudian.

Pak Eko lantas menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali hingga aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir tersebut betul berbau khas saat di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi saat pak Eko menghirup bau lendir itu dekat hidungnya. Dunia rasanya inginkan runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berbicara kamu lulus tes nomor satu.

Tiba-tiba entah mengapa aku pingin pipis setelah berlalu makan, mungkin sebab cairan yang aku minum terlalu tidak sedikit sejak tadi. Aku mengatakan urusan tersebut kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order sebab mungkin berada di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini pun out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak laksana lagi kebakaran,

“Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” bila andaikata otot tersebut dapat bicara.
Sepertinya kencingnya telah diujung inginkan meluncur terbit ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini justeru kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan tahapan gontai dan menyangga pipis yang semakin mendesak aku pulang ke Cafe dengan asa pak Eko memahami letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi saat aku hingga dan langsung duduk kembali.

“Semua toilet bobrok pak” jawabku putus asa.
“Buka saja celana dalammu dan pipis disini” kata pak Eko enteng seolah-olah jawaban tersebut sangat bijaksana.

Wajahku memerah mendadak mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sehingga pipisku muncrat sedikit. “Bagaimana barangkali pak” Jeritku pelan,
“Buka dulu celana dalam anda dan taruh di atas meja” perintah pak Eko.

Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku fobia dan mengekor aja pak Eko. Aku mengusung rokku tidak banyak dan melucuti celana dalam ku seraya duduk sambil bercita-cita cemas tidak terdapat orang di Cafe tersebut yang tahu. Celana dalam tersebut kuserahkan ke pak Eko yang kemudian diletakan di atas meja. Selanjutnya aku menantikan instruksi pak Eko. Pak Eko memungut gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, seraya berkata.

“Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau tersebut lemon tea atau pipis kamu”. Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin tersebut satu-satunya jalan. Meja lokasi kami duduk bukan tipe tertutup hanya saja sebab kursi sofa sampai-sampai posisi meja menutupi ku sebatas dada dan pun meka tersebut lumayan lebar Ya lumayan tertutup dan rendah sampai-sampai orang tidak mudah menyaksikan apa yang terjadi di bawah meja tapi bila ada yang menjulurkan kepala di bawah meja tentu akan tampak pemandagan indah.

Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku – Aku menerima gelas itu dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi supaya bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah telah tepat atau belum yang tentu aku mesti membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata, Seks

“Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan tidak boleh pipis terlampau kuat bunyinya tersebut lho dapat memancing perhatian orang,” Saya lantas memandang sekeliling terlihat ada sejumlah laki-laki yang duduk berhadapan namun tidak menyimak kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah tentu mereka menyaksikan jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, awalnya mereka tidak terdapat entah kenapa dapat berada di situ.

“Oke Yessy, bila sudah siap saya hitung hingga 3 dan anda mulai pipis, 1.. 2.. 3” demikian aba-aba dari pak Eko. Aku pipis dengan perlahan namun stabil, muncratan kesatu agak terbit dan mengairi jariku dan mungkin pun lantai, namun begitu pipis terbit lancar telah tidak tumpah lagi. Aku sungguh-sungguh sudah tidak tahan lagi terlambat semenit tentu aku telah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru menerbitkan 1/3 dari semua kencingku, saat pelayan itu dengan sigap mengunjungi mejaku.

Tiba-tiba aku sadar celana dalamku telah tidak terdapat di atas meja. Celana dalam itu berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya bakal tahu aku sedang pipis ke dalam suatu gelas, dan dia tentu akan menemukan pemandangan yang paling indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang mengandung separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, peragaan yang lumayan indah tidak saja untuk ruang belajar Cafe,

“Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan tersebut pak” pak Eko meminta bantu pelayan untuk memungut celana dalam yang jatuh di depan meja kami. Pelayan tersebut membungkuk dan memungut celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat hingga aku tidak sempat menghentikan pekerjaan ini.

Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku – Dalam hati aku inginkan pingsan aja, tentu pelayan tersebut melihat aku pipis, oh tidak, pelayan tersebut kemudian berdiri dan seraya tersenyum seraya menyodorkan celana dalam tersebut ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah saat saya disodori celana dalam itu. Pelayan tersebut wajahnya merah sebab malu dia kayaknya kaget sekali saat tadi mengambil celana itu.

“Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku menyangga malu dan mukaku merah.
“Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang telah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak anda suruh taruh di meja tersebut kan celana dalam yang tidak sepatutnya sedang di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan menunduk sendikit sambil menyampaikan terima kasih, mari cepat!!” lanjut pak Eko separuh marah-marah.

“Tapi..,” kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak barangkali kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
“Tapi saya tidak dapat pak” pintaku memohon.
“Ya, telah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana tersebut dan kerjakan seperti yang saya perintahkan” lanjut pak Eko sarat wibawa.

Rasanya laksana setahun saat akhirnya aku berlalu memuntahkan semua kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini mesti kuangkat ke atas meja agar kedua tanganku kosong. Aku mengusung gelas tersebut dengan gemetar kutaruh di atas meja dan lantas aku berdiri dan menerima celana dalam tersebut dan mengangguk terima kasih.

Pelayan tersebut sepertinya menyaksikan semua yang terjadi saat dia tersenyum penuh makna kepadaku seraya menyodorkan celana dalam tersebut. “Minumannya telah tidak diminum lagi non, biar saya angkat” pelayan itu berbicara penuh makna seolah-olah tidak tahu apa-apa.
“Sabar dulu belum berakhir diminum, terdapat apa buru-buru, mari Yessy, habiskan dulu minuman kamu” Pak Eko berbicara seolah tidak terjadi apa-apa juga.

Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku – Yessy langsung syok begitu menyaksikan segelas sarat kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang mengandung “minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil bercita-cita pak Eko tidak memaksa dia guna meminum “minumam” dalam gelas itu.

“Ayo habiskan bila kurang manis dapat tambah gula” sambil memungut sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut. Aku malu sekali mesti meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan tidak hanya itu tetapi di saksikan pun oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka pun tahu bahwa itu ialah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya laksana berabad-abad dan kedua orang di depanku menantikan dengan sarat senyuman menyaksikan aku minum.

Rasanya tidak banyak asin dan baunya paling pesing. Warnanya kuning dan sarat busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau terbit semua saat cairan kuning tersebut mulai mengairi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas sarat rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai berakhir tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut memungut gelas itu dan diusung ke atas seraya berkata

“Wah, nona ini hebat ya minumnya, inginkan tambah lagi” Seks
“Tiiidak..,” Tangisku. Kami menunaikan lalu terbit dari Cafe diiringi perkataan terima kasih dari pelayan tersebut seraya berkata.

“Lain kali datang lagi ya”. Aku nyaris pingsan saat pelayan itu membisikan sesuatu ke telingaku.
“Gelas tersebut tidak bakal pernah ku cuci akan diletakan di atas pajangan dan di beri artikel ‘Yessy meminumnya hingga Habis’ tiap kali anda datang aku akan mengisahkan peristiwa ini untuk tamu yang ada”, Lututku langsung lemas. Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Melihat Nenenku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *