Jujur saja akupun mulai terangsang, hingga kukeluarkan kontolku. Dengan tangan kananku kuurut-urut penisku maju mundur, aku onani di depan pintu kamar Gina.
Sambil terus mengintip dari lubang pintu tersebut kubayangkan aku sedang meniduri Gina. Aku sedang di atas tubuh Gina dan memasukkan penisku ke dalam memeknya. Bayangan tersebut semakin jelas dalam pikiranku yang semakin kotor. Aku mengocok penisku terus menerus tapi berjuang tak menerbitkan suara, fobia Gina mengetahuinya. Beberapa saat lantas Gina sedikit merintih tapi mencoba menyangga suaranya. Pinggulnya naik tidak banyak ke atas kepalanya merebah ke samping tangannya terbit masuk memeknya semakin cepat dan lantas terhenti. seks
Gina terkulai lemas kelihatannya dia sudah menjangkau puncaknya. Gina orgasme, sedangkan aku masih onani sebab nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok. Kuintip Gina masih terkulai lemas dengan pahanya masih tersingkap lebar. Kukocok-kocok pulang semakin cepat seraya kuperhatikan gundukan memeknya yang basah. Oh menggairahkan sekali, tak lama lantas aku pun menerbitkan sperma di depan pintu Gina. Cepat-cepat kubersihkan dengan keset di sekitar pintu kamarnya dan kumasukkan pulang kontolku. Aku juga kembali ke kamarku berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Dari kamar kulihat Gina melanjutkan menyapu lantai ruang tamu. Kuperhatikan Gina dan kuingat pemandangan tadi ternyata Gina cantik pun sewaktu telanjang.
Jam mengindikasikan pukul 5 sore, aku terbit dari kamar guna memberi santap ikan-ikanku di akuarium. Gina mendekatiku membawa sebuah tas kecil. Dia terlihat cantik kelihatannya segar berakhir mandi dan berhias dengan tidak banyak make up di wajahnya. Dia pamit inginkan pulang sebab di rumahnya terdapat hajatan mungkin kelak sore baru dapat kembali lagi.
Aku memberi duit Rp.50.000 guna naik angkot dan ojek. Gina pun selesai dari pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang terlihat sintal dan seksi. Kubayangkan dia telanjang laksana tadi senja waktu dia aku intip sedang masturbasi. Gina memang cantik guna ukuran seorang pembantu, sayang barangkali karena hal ekonomi jadi orangtuanya tidak dapat membiayainya sekolah.
Beberapa saat lantas pintu rumahku diketuk, kelihatannya ada tamu.
Ternyata Nikta, anak SMA yang tadi memberiku proposal dan aku janji mau menyerahkan sumbangan senja ini, aku menyuruhnya masuk. “Mana Fera?”,tanyaku. “Fera ke lokasi tinggal Pak RW ngambil donasi juga, kami untuk tugas”,jawab Nikta. Aku juga masuk ke dapur dan menciptakan Nikta minuman, ketika memasukkan gula ke dalam gelas. Hadir niat jahilku, aku terkenang dengan obat tetes yang tadi berhasil mengerjai Gina pembantuku
Kumpulan Cerita Dewasa Ngentot Cewek Dengan Obat Perangsang – Akupun mengupayakan untuk ngerjain Nikta. Kuteteskan sejumlah tetes ke dalam teh yang aku buat guna Nikta dan kubawa ke ruang tamu. Aku mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada butuh dan kembali ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. Waah Repotin om aja ini ehehhehh makasih ya om. Nikta meminum seteguk dan kami juga ngobrol. Kuperhatikan Nikta menyatakan panjang lebar tentang pekerjaan yang akan dilakukan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu.
Aku menantikan reaksinya namun berpura-pura menyimak apa yang dia omongkan. Beberapa menit lantas Nikta mulai tersedak. Omongannya mulai tidak banyak gagap dan sebentar-bentar terhenti. Aku tersenyum kecil dan dalam hati bersorak karena
Obat perangsang wanita tersebut mulai mengindikasikan reaksinya. Kaki Nikta bergerak-gerak kecil laksana menggesekkan pahanya ke memeknya. Namun dia berjuang menyembunyikannya dariku, sebenarnya aku tahu tersebut karena libidonya mulai naik. “Minumnya dikuras mumpung masih anget, apa aku tambah lagi?” kataku.
“Ah u…udah ga usah ma…makasih”, jawabnya seraya sedikit terbata dan menguras minumnya, Nikta berdiri dan inginkan pamit. Dia mengulurkan tangannya guna bersalaman, kupegang tangannya dan kurasakan tidak banyak bergetar. seks
Nanti aja pulangnya, anda ngobrol dulu”, kudekati tubuhnya dan kupegang tangannya yang satu lagi. Kami juga berpegangan tangan dan berdiri berhadapan, Nikta mulai salah tingkah. Kutarik tubuh pelan-pelan dan tidak banyak menyentuh tubuhku. Kurasakan dadanya berdegup kencang dia menundukkan pandangannya. Kuangkat dagunya dan dia menatapku, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang mungil. Nikta diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang.