Cerita Sex, Pengalaman Ngentot Istri Orang di Kereta Api part 1

Perkenalkan namaku Wahyu (sebuts saja begitu), umur 21 tahun, tinggi badan kisaran 178cm dan berat badan 75kg. Aku adalah seorang Mahasiswa disalah satu perguruan tinggi Di Yogyakarta, domisili asli ku dari Surabaya. Dari perwakanku yang lumayan ideal ini, menurut teman-teman dan para mantanku ini aku termasuk laki-laki yang sangat menarik karena mempunyai wajah tampan dan tidak mebosankan.

Selain itu kata mereka aku juga mempunyai sifat yang friendly dan ramah. Pada hari minggu awal bulan tahun 2015. Pada saat itu aku sedang menunggu kereta eksekutif yang akan aku tumpangi untuk kembali ke Yogyakarta. Karena pada esok hari tepatnya hari senin aku harus kembali kuliah.

Setelah beberapa waktu aku menungu kereta, pada akhirnya kereta pun datang dan aku segera naik ke kereta. Sekitar 10 menit kereta berhenti, tidak lama kemudian kereta pun berangkat. Setelah aku duduk aku pun segera tidur karena tubuhku terasa lelah akibat begadang semalaman bersama sahabat-sahabatku. Setelah beberapa saat aku tertidur, pada akhirnya aku pun terbangun karena merasa kereta sedang berhenti di salah satu stasiun.

Ketika itu naiklah penumpang pasangan suami istri yang masih muda beserta anaknya yang masih kecil, kira-kira umur 2 tahunlah. Sejenak aku terpana melihat penumpang itu, karena Ibu tersebut terlihat muda dan cantik namun suaminya biasa-biasa saja.

“Kok bisa ya pria seperti itu mendapatkan wanita yang cantik dan semok seperti itu ?”, kataku dalam hati.

Sang istri selain cantik, dia juga tinggi dan bertubuh sintal, wow banget deh pokoknya.

Sungguh benar-benar luar biasa ibu muda itu, apalagi ketika aku melihat buah dada dan pantatnya, beuh mantap guys. Ketika itu Ibu muda tersebut mengenakan celana panjang ketat dan kemeja panjang ketat yang nampak indah sekali ditubuhnya. Tidak lama kemudian mereka pun mulai duduk. Tidak kusangka ternyata letak bangku mereka bisa bersebelahan dengan kursi yang aku tempati.

“Menang rejeki ga bakal kemana nih”, ucapku dalam hati.

Tidak lama setelah mereka duduk, kereta pun berjalan kembali. Kira-kira setelah 30 menit kereta berjalan, suami dan anak ibu muda itu pun terlelap. Karena Ibu muda itu tidak tidur, maka saat itu aku pun memberanikan untuk menyapa dan membuka obrolan dengan wanita itu.

“Ngomong-ngomong tujuan Mba mau kemana ?”, ucapku berbasa-basi.

“Oh saya mau ke Jogja dek, saya mau jenguk mertua saya yang lagi sakit dek. Adek sendiri mau kemana ?”, ucapnya, kemudian bertanya kembali padaku sembari tersenyum cantik.

“Saya mau ke Jogja juga Mba, soalnya besok saya harus kuliah hehe. Oh iya nama Mba siapa ? perkenalkan nama saya Wahyu”, ucapku sembari mengulurkan tangan.

“Oh adek ini mahasiwa. Namaku Vira Dek, suamiku Ridho dan nama anakku Rizki”, ucapnya, sembari menyambut tanganku untuk berjabat tangan.

Tidak lama setelah itu, obrolan kami pun mengalir kurang lebih satu jam. Jujur saja aku ini termasuk orang yang pandai bicara dan bisa membuat seseorang yang baru kenal denganku merasa nyaman denganku. Bahkan Mba Vira sempat tertawa terbahak-bahak karena aku sedikit ngebanyol. Tidak kusangka Mba Vira ini orangnya terbuka dan friendly seperti aku.

Bahkan juga, ketika candaan ku mulai menjurus kearah Sex dia tidak marah, malahan dia membalas dengan lelucon yang lebih menjurus lagi. Bener-bener nih Ibu muda hot banget. Dalam obrolan kami, sesekali mataku melirik belahan buah dadanya yang sedikit terlihat dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka dibagian buah dadanya.

Saat itu aku merasa Mba Vira mulai merasa terangsang dengan candaanku. Aku berkata seperti itu karena aku melihat posisi duduknya mulai gelingsutan tidak jelas ketika aku bertanya tentang bagaimana cara menyenangkan wanita di ranjang. Dari jawaban-jawaban seputar sex dari Mba Vira, nampaknya dia buka tipe wanita yang suka dengan cara sex anal dan oral sex.

Mba Vira saat itu mengatakan sudah beberapa kali mempraktekkan berbagai posisi sex kecuali cara sex anal dan oral sex dalam 3 tahun pernikahannya itu. Saat itu perbincangan kami pun terpaksa terputus karena Mba Vira permisi ke kamar kecil. Ketika Mba Vira menuju kekamar mandi, tiba-tiba otak mesumku muncul seketika. Sebelumnya aku sudah tahu kalau kunci kamar mandi itu rusak, karena saat kereta berhenti aku sempat buang air kecil di toilet kereta itu.

Saat itu Mba Vira pun bergegas pergi kekamar kecil, dan aku pun membuntutinya. Kini sampailah aku didepan toilet itu. Aku yang sudah berada didepan toilet itu, melihat nampaknya Mba Vira tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan agak terbuka sedikit. Daat itu aku melihat Mba Vira dengan santainya melepas celananya hingga bagian lutut dan saat itu dalam posisi dia membelakangiku.

Ketika melihat Mba Vira yang setengah telanjang itu, dengan tiba-tiba aku pun terangsang berat. Dengan cepatnya segera aku membuka pintu kamar mandi dan menyelinap ke toilet itu. Setelah berada dalam kamar mandi itu aku langsung membekap mulutnya dengan tangan kiriku, sedangkan tangan kananku memegangi tangan Mba Vira yang hendak menaikan celana dalamnya. Kemudian aku berkata,

“Mba ini aku Wahyu, tolong jangan teriak yah ! aku mohon Mba, aku hanya ingin Mba mengajarkan aku bagaimana cara memuaskan wanita dalam hal sex”, ucapku sambil menampakkan wajah memelas.

Pada awalnya dia sempat mau berontak dan menggelengkan kepalanya, namun karena aku sang penakhluk wanita, saat itu pun pada akhirnya Mba Vira menerima permintaanku.

Yang membuat aku hebat ketika itu aku bisa membuat mataku sendiri berkaca-kaca seperti orang ingin menangis, bahkan aku berpura-pura menangis terisak didepan Mba Vira.

Melihat Mba Vira sudah menyetujui permintaanku, akupun dengan cepatnya langsung membuka resletingku. Cerita Sex Dewasa

Lalu aku pun mnegeluarkan Torpedoku dari sarangnya dari sela resleting yang telah aku buka tadi. Untuk ukuran Torpedoku memanglah biasa-biasa saja, dengan panjang 15cm dan diameter 3 cm tapi lumayanlah kalau untuk cewek lokal, hhe. Setelah itu Mba Vira pun berkata,

“Baiklah Wahyu Mba akan mengajarkan kamu, ngomong-ngomong Wahyu udah pernah ciuman belum ?”, tanyanya padaku.

“Terima kasih ya Mba, dan saya udah pernah ciuman Mba”, ucapku berterima kasih sembari masih menggunakan wajah memelasku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *