Posisi cabul yang baru itu sontak membuat hatiku tambah panas saja. Dik Rena selalu menolak perintahku untuk mengulum kontolku dengan berbagai alasan. Sebaliknya terhadap pamanku, dia melakukannya dengan senang hati. Lihatlah itu… betapa intensnya dia menjalari batangan kaku dan kekar milik pamanku dengan lidahnya… Betapa semangatnya dia menyedot-nyedot ’helm tentara‘nya… Betapa tekunnya dia menghisap-hisap ’kantung menyan’ Pak Lik… Betapa wajahnya sangat menikmati kegiatan cabulnya itu.
Sebaliknya Pak Lik seakan tidak mau kalah. Dia tak hanya menjilat, menghisap dan menusukkan jari-jarinya ke lubang memek istriku saja. Pak Lik juga turut menjilati lubang anus istriku sambil sesekali jari-jarinya yang kasar menusuk lubangnya. Membuat erangan nikmat keduanya, terdengar semakin keras bersahut-sahutan. Sekali lagi aku hanya bisa merutuk melihat kenyataan itu. Sungguh bangsat pasangan laknat itu!!!
Cerita Seks Istri Selingkuh Saat Mudik Lebaran – Adegan seru itu tidak berlangsung lama. Begitu dirasanya puas, mereka berganti posisi lagi. Masih di atas amben, keduanya segera memposisikan diri. Tak lama mereka sudah kembali bergoyang-goyang. Mereka bercinta dalam gaya anjing di kamar itu. Hanya saja bukan lubang memek istriku lagi yang menjadi sasaran keganasan kontol Pak Lik, melainkan lubang anus Dik Rena.
Kulihat istriku tampak termehek-mehek merasakan betapa nikmatnya lubang anusnya dijejali kontol sebesar itu. Memang ada sedikit bayangan rasa pedih di wajah cantiknya, tetapi perempuan binal itu justru menyemangati Pak Lik agar lebih liar lagi dalam memompa anusnya. bokep
”Aaahhhsss… aahhhsss…. aaahhhsss… Teeerrruussshhh… Paakkk… Eennnaaakkkhhhh…“
’’Hhhoohhhh… hhhooohhhh… Diiikkksss…. Diikkksss… apaanyaahhh… yaanngghh… hhhooohhh… ooohhh… Ennaaakkkhhh…?“ pancing pamanku.
“Ittuuhhh… ooohhh…. aaahhhsss… kooonnntttooolll… Paakkkhhh… Liiikkkhhhsss… Eennnaaakkhhh…“ sahut Dik Rena.
“Mmaassaaahhh sssiiihhh caannnttiikkkhhh… Ennnaaakkkhhh… aahhh… betuuulllsss… ennnaaakkkhhh… kontoolllsshhhkkuuu… iiinnniiihhhh?“ ujar Pak Lik dengan terus menyodok anus istriku tanpa ampun.
“Aaahhhsss… ooohhh… aaahhhsss… bbbeeennnaaarrrkkkhhh… aaakkkhhh… aaahhh…
Eennnaaakkkhhh…. sssuumpppaaahhh…“ balas istriku dengan matanya yang merem melek keenakan.
Kuakui lubang anusnya masih perawan, karena Dik Rena selalu menolak kalau anusnya dientot olehku. Bangsat!!! Hanya itulah ungkapan yang pantas mewakili kekesalan hatiku saat ini kepada Dik Rena.
Gerak dan ayun pasangan laknat itupun sampai di puncaknya dalam posisi ini. Ketampanan wajah Pak Lik dan kecantikan wajah istriku menjadi jelas terlihat. Desahan berat pamanku bersahut-sahutan dengan erangan histeris istriku, merasakan nikmatnya anal seks itu. Rambut Dik Rena yang indah dijadikan tali kekang oleh tangan kanan Pak Lik. Sementara tangan kirinya, memegangi pinggul istriku sambil aktif mengocok lubang memeknya dengan jari-jemarinya. Sedangkan kedua tangan istriku mencengkram pinggiran amben itu dengan erat.
”Pppaakkk… Liiikkkhhh… ooohhh… terusshhh… Paakkk… eennnaaakkk… Paaakkkk…”
”Ooohhh… Dddiiikkk… Ooohhh… ooohhhh… aaannnuuusss… mmmuuhhh… eeennnaaakkk… banggeeetttt… ”
”Ooohhh… terussshhh… aaahhh… terussshhh… Paaakkk… Leebiiihhh… Keraassshhh… Aaahhhh… Aaahhh… Laaggiiihhhh…. ”
Cerita Seks Istri Selingkuh Saat Mudik Lebaran – Ketika ejakulasi mereka akhirnya hadir, suara-suara di rumah ini benar-benar gaduh. Aku yang muntah-muntah tanpa henti dengan suaraku seperti seekor babi yang sedang disembelih bercampur dengan suara histeris Pak Lik bersama istriku, meraih orgasme mereka secara beruntun, diakhiri ejakulasi yang datang hampir bersamaan.
Untuk sesaat suara amben masih terdengar berisik untuk kemudian reda dan sunyi, berganti dengan suara-suara kecupan bibir, suara pujian saling memuja, dan suara nafas yang tersengal-sengal. Sementara di sebelah sini aku masih mengeluarkan suara dari batukku disertai dengan rasa mau muntah yang keluar dari tenggorokanku.
Tak lama istriku muncul di pintu. Dipegangnya kepalaku.
’Ah, kok semakin panas mas, obatnya diminum lagi ya?’ katanya.
Kemudian dengan kuat tangannya meringkus kepalaku dan memaksakan obat cair itu masuk ke mulutku. Aku terlampau lemah untuk menolaknya. Saat jari-jarinya memencet hidungku, aku yang mengalami kesulitan nafas, terpaksa menelan habis seluruh obat yang disuapkannya ke dalam rongga mulutku. Kemudian disuruhnya aku minum air hangat.
Sebelum air itu habis kuteguk aku sudah kembali jatuh tertidur pulas. Praktis aku tidak punya alibi sedikitpun atas apa yang selanjutnya terjadi di rumah ini hingga 6 jam kemudian saat aku terbangun.
Cerita Seks Istri Selingkuh Saat Mudik Lebaran – Jam 9 pagi esoknya aku terbangun lemah. Pertama-tama yang kulihat adalah dinding di mana aku mengintai selingkuh istriku dengan Pak Lik. Aku marah pada dinding itu. Kenapa begitu banyak lubangnya sehingga aku bisa mengintip. Aku juga marah pada diriku sendiri, kenapa aku yang sakit ini masih-masihnya tergoda untuk mengintip ke dinding itu.
Menyaksikan istriku yang sedang asyik menanggung nikmat, digojlok secara brutal oleh pamanku. Tapi saat aku ingin teriak karena teringat peristiwa semalam, Dik Rena muncul di pintu kamar. Pandangan matanya terasa sangat lembut dan perhatian. Dia mendekat dan duduk di ambenku. Dia ganti kompres di kepalaku dengan elusan tangannya yang lembut sambil berkata,
“Mas Roso (begitu dia memanggilku) semalaman mengigau terus. Panas tubuhnya tinggi. Aku jadi takut dan khawatir. Pak Lik bilang supaya aku ambil air dan kain untuk mengompres kepala Mas Roso”
Mendengar mulutnya menyebut ‘Pak Lik’ yang aku ingat betul sama persis nada dan pengucapannya saat dia asyik bergelut dengan pamanku semalam, seketika itu darahku mendidih. Tanganku seketika mencekal blusnya. Aku ingin sekali menampar wajahnya yang cantik itu. Tetapi senyum teduhnya kembali hadir di bibirnya.
“Hah, apa lagi mas, apa lagi yang dirasakan, sayang?” ucapnya lembut tanpa prasangka apapun atas perlakuan kasarku barusan, menatapku dengan air mukanya yang anehnya tampak tetap suci bersih.
Langsung didih darahku surut. Aku tak mampu melawan kelembutan sikap dan senyumnya yang menawan itu. Kutanyakan padanya di mana Pak Lik sekarang, dengan bola mata berbinar Dik Rena menjawab pamanku sedang berada di sawahnya. Hari ini giliran dia untuk membuka pematang agar air sungai mengalir ke sawahnya.
Cerita Seks Istri Selingkuh Saat Mudik Lebaran – Dia juga bilang agar aku banyak istirahat saja dulu. Dia sudah menelepon orang tua di Yogya dari HPku, mengabarkan bahwa aku sakit dan akan istirahat dulu di Redjo Legi selama 3 hari ke depan. Rupanya demamku sangat parah sehingga aku harus dirawat di Redjo Legi selama 3 hari penuh. Kemudian dia beranjak dan kembali dengan sepiring bubur sum-sum, aku disuapinya.
Aku jadi berpikir apa yang sesungguhnya terjadi tadi malam. Apakah panas tubuhku yang sangat hebat, telah membawaku ke alam mimpi? Sampai-sampai aku mengigau sepanjang malam sebagaimana kata istriku, ataukah perselingkuhan Pak Lik dengan istriku itu memang benar-benar sebuah kenyataan? Kembali kepalaku berputar-putar rasanya. Istriku kembali mencekokiku dengan obat yang dibawanya. Akupun kembali tertidur.
Sebelum aku terlelap benar, istriku dengan penuh kasih memeluk kepalaku. Dia mengelus-elus kepalaku sambil mendekatkannya ke dadanya. Pada saat itu aku merasakan semburat aroma yang lembut menerjang ke hidungku. Aroma yang sangat kukenal, aroma ludah dan sperma lelaki yang telah mengering. Aroma itu menguar dari payudaranya dan bagian lain tubuhnya. Obat tidurku tak memberi kesempatan padaku untuk melek lebih lama. Aku kembali pulas tertidur bokep
Cerita Seks Istri Selingkuh Saat Mudik Lebaran – Selanjutnya selama 3 hari ke depan, setiap malam aku selalu benar-benar terlelap, sehingga tak lagi tahu apa yang sedang terjadi di antara mereka, Pak Lik dan istriku, selama sisa hari-hari itu. Saat berpamitanpun, aku tidak melihat tanda-tanda mencurigakan itu dari wajah keduanya saat mereka sedang berpamitan. Keduanya berpisah secara sewajarnya.
Sampai kini, 6 bulan sesudah peristiwa itu, aku tetap tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Apakah peristiwa mesum itu hanyalah khayalanku belaka atau memang benar-benar terjadi? Aku tidak mempunyai alibi apapun untuk mempertanyakan keinginan tahuanku pada istriku. Juga tidak punya keberanian untuk itu karena aku sangat khawatir akan kehilangan dirinya. Tamat