Cerita Sex 2018 Dulu Saat Kuentot Memek Mulus Mbak Cindy ABG Cantik, Sore tersebut sekitar jam lima sore, teleponku berdering, aku angkat. Terdengar suara lembut seorang wanita tetapi dengan background yang lumayan ramai. seks
“Halo . . . , dik Shirley ada”, suara yang kelihatannya aku kenal, tetapi sungguh aku tak kenal siapa dia, yang lebih menciptakan aku bertanya-tanya, dia menggali istriku (Shirley). Aku pun membalas apa adanya “Shirley sedang ke Solo, ada yang dapat saya bantu ?”. “Lho, ini dik Boni ya . . . aku Cindy, dik, aku berada di terminal Bis , boleh aku mampir ke lokasi tinggal sebentar?”.
Belum sempat aku menjawab permintaannya, telepon telah ditutup, dan aku sendiri masih bertanya-tanya, siapa Cindy itu?.
Selang satu jam kemudian, ada suatu taxi yang berhenti didepan rumah, aku menyaksikan dari arah dalam jendela rumah, seorang perempuan muda keluar serta menenteng suatu tas traveler yang cukup besar.
Dibawah keremangan sinar lampu jalan, aku mulai dapat melihat wajahnya. Ya ampun, ternyata dia ialah mbak Cindy, kakak sepupuku. Meskipun dia kupanggil “kakak” namun dia sepuluh tahun muda dari aku, dia anak budeku, kakak dari ibuku.
Tersentak aku dari kekagetanku, manakala dia berusaha membuka pintu pagar, akupun berlari menyambutnya, menenteng tasnya yang upss ternyata cukup berat. Kupersilahkan dia untuk istirahat di ruuang tamu, dan kuletakkan traveler bag-nya di kamar depan, yang memang seringkali selalu kosong itu.
Aku bergegas mendatangi mbak Cindy dan mengajaknya ngobrol sebentar. “Mbak Cindy inginkan kemana?” “Aku inginkan ke Bali dik, lokasi kerjaku pindah kesana” Kenanganpun muncul, tatkala aku menatap wajahnya lebih dekat. Sungguh ia belum berubah banyak ketika aku ketemu dia sembilan tahun yang lalu, ketika ia masih ruang belajar tiga SMP!.
Cindy ialah gadis yang manis. Tubuhnya yang putih bersih dengan tinggi sedang dibungkus T-shirt MCM putih dan celana jeans strecth yang membalut pinggul dan kakinya yang indah (paling tidak menurutku). seks
Payudaranya sedang besarnya, padahal dulu cukup kecil bila tidak dapat dibilang rata. Aku dapat mengatakan demikian, sebab dulu, sungguh memori ini seperti barusan kemarin terjadi.
Waktu tersebut (sembilan tahun yang lalu dan masih bujangan) , aku berkunjung kerumahnya (di suatu kota besar di Jawa Tengah), sekitar seminggu aku tinggal dirumahnya yang sangat besar, yang dihuni Bu de, mas Agus (sulung) dan mbak Cindy (Bontot). Aku sendiri seperti memberikan perhatian khusus kepadanya. Aku tidak tahu ini perasaan sayang atau hanya sekedar suka saja.