Saking keras jatuhnya, tubuhnya yg aduhai itu sempat terlontar-lontar sedikit sebelum akhirnya tergolek pasrah di atas ranjang itu. Setelah itu, Ibu Rini tetelentang di kasur dgn kaki-kakinya yg jenjang terjulur ke lantai. Tubuh bugilnya yg putih dan mulus beserta buah dada yg montok dgn puting susu nan tinggi yg teronggok kokoh di dadanya, memang sebuah pemandangan yg amat menawan hati. Lalu aku berlutut di lantai menghadap selangkangan Ibu Rini. Kurenggangkan kedua kakinya yg menjejak di lantai.
Dgn begitu aku dapat memandang langsung ke arah selangkangannya itu. Bulu-bulu kemaluan yg tumbuh di padang rumput tipis yg menghiasi wilayah sensitif itu begitu menggelora nafsu birahiku. Aromanya yg segar dan harum membuat nafsuku itu kian meninggi. Kudekatkan mulutku ke bibir mekinya dan kujulurkan lidahku untuk mencicipi lezatnya lubang itu. Tubuh Ibu Rini terlonjak keras ketika kucucukkan lidahku ke dlm liang senggamanya. Kukorek-korek seluruh permukaan lorong yg gelap itu. Begitu hebat rangsangan yg kubuat pada dinding lorong kenikmatan tersebut, membuat air bah segera datang membanjirinya.
“Aaaagghhhhhh… oooooohhh… aaahhh…” terdengar rintihan Ibu Rini dari mulutnya yg megap-megap setengah membuka. porno
Kemudian aku berdiri. Dgn tangan bertumpu ke atas kasur, kucoba mengarahkan ujung Kontolku ke lubang meki yg lumayan sempit yg tampak licin dan basah milik Ibu Rini. Berhasil. Perlahan-lahan kuhujamkan batang kemaluanku ke dlm liang senggama itu. Tubuh Ibu Rini berkejat- kejat dibuatnya merasakan nikmat penetrasi yg sedang kulakukan saat ini.
“Oooohhhh… uuuuccchhh…” tak ayal jeritan- jeritan mengalir dari mulutnya.
Akhirnya batang keperkasaanku amblas semua ke dlm liang gelap yg berdenyut-denyut milik Ibu Rini diiringi dgn jeritannya. Kenikmatan ini kian bertambah menjadi- jadi setelah aku melakukan penetrasi lebih dlm dan intensif lagi. Gerakan memompa dari batang kejantananku di dlm kemaluan Ibu Rini semakin kupercepat.
Terdengar suara kecipak-kecipak dan lenguhan kami berdua karena terlalu asyiknya kami bersenggama. Seiring dgn tangan yg kembali meremas-remas perbukitan indah yg menjulang tinggi di dada Ibu Rini, batang kejantananku terus melakukan serangan- serangan yg tanpa henti di dlm lubang senggamanya yg bertambah kencang denyutan-denyutannya. Meki memerah yg terus berdenyut-denyut dan amat licin akibat begitu membanjirnya cairan-cairan kenikmatan yg keluar dari dalamnya, terasa menjepit bnatang kejantananku.
Demikian sempitnya ruang gerak Kontolku di dlm lorong gelap itu, menjadikan gesekan-gesekan yg terjadi begitu mengasyikkan. Ini merupakan sensasi sendiri bagiku yg merasakan batang keperkasaanku seperti merasa diurut-urut oleh seluruh permukaan dinding mekinya. Mulutku pun tak henti-hentinya menyuarakan desahan-desahan kenikmatan tanpa bisa dihalangi lagi.
“Oouuugghhhhh… Tonn… mmmpphhhh…” Ibu Rini mengerang-ngerang tdk karuan, sementara tubuhnya juga melonjak-lonjak dgn keras.
Sekuat tenaga kuhujam-hujam Kontolku dgn lebih ganas lagi ke dlm liang senggamanya. Rasanya hampir habis tenaga dan nafasku dibuatnya. Tetapi nafsu birahi yg begitu menggelora tampaknya membuatku lupa pada kelelahanku itu. Ini dibuktikan dgn sodokan kejantananku yg berusaha menusuk sedalam-dalamnya. Bahkan berkali-kali ujung batang kejantananku sampai menyentuh pangkal liang tersebut, membuat Ibu Rini menjerit keenakan.
“Tonnn… Tonnn… Aku… mau… keluar…” Ibu Rini melenguh kencang.
Ia merasakan sudah tdk bisa menahan klimaksnya lagi. Akan tetapi, aku belum merasakan klimaks sedikit pun. Langsung kutambah kecepatan genjotan-genjotan batang kejantananku di dlm liang senggamanya. Begitu buasnya sodokan-sodokanku itu, membuat tubuh Ibu Rini bergoyang-goyang hebat, dia merintih… merintih… dan merintih.
Akhirnya saat yg diharapkan itu tercapai. Aku melenguh panjang merasakan spermaku muncrat, menyusul Ibu Rini yg sudah terlebih dahulu memperoleh orgasmenya. Begitu nikmatnya orgasme yg kurasakan itu sehingga membuat laharku bagaikan air bah menerjang masuk ke dlm liang senggama Ibu Rini. Kami berdua mengejang kencang saat titik-titik puncak itu tercapai. Tp kenapa batang kejantananku tdk mau istirahat, dan masih terlihat perkasa. Dgn segera aku berlutut di atas ranjang. Kuminta Ibu Rini untuk berlutut juga membelakangiku dgn tangan bertumpu di kasur, jadi dlm posisi doggy style.
Kemudian Rini kudorong sedikit ke depan, sehingga pantatnya agak naik ke atas, yg lebih memudahkan batang kejantananku untuk melakukan penetrasi ke dlm lubang senggamanya. Setelah itu langsung kusodok kemaluan yg sekarang sudah terlihat agak merekah itu dgn batang keperkasaanku dari belakang. Tubuh Ibu Rini terhenyak hingga hampir terjungkal ke depan akibat kerasnya sodokanku itu, sementara mulutnya menjerit keenakan. Dlm sekejap, senjata-ku itu seluruhnya ditelan oleh meki itu dan langsung menjepitnya.
Jepitan meki Ibu Rini yg berdenyut-denyut menambah gairah birahiku yg memang sudah menggelora. Dgn cepat, kutarik kejantananku sampai hampir keluar dari dlm liang senggamanya, lalu kutusukkan kembali dgn cepat. Kemudian kutarik dan kusodok lagi, seterusnya berulang- ulang tanpa henti. Doronganku yg keras ditambah dgn sensasi kenikmatan yg luar biasa membuat Ibu Rini beberapa kali nyaris terjerembab.
Namun itu tdk menjadi masalah sama sekali. Bahkan sebaliknya, membuat permainan kami berdua menjadi kian panas. Lalu,
“Ooocchh… uh… uh… uh…” nafasku terengah-engah.
Kurasakan sekujur tubuhku mulai kehabisan tenaga. Tenagaku sudah begitu terkuras, tetapi aku belum mau berputus asa. Kucoba mengeluarkan sisa-sisa tenaga yg masih ada semampuku. Dgn sedikit mengejang, kugenjot batang kejantananku kembali ke dlm lubang kenikmatannya sekuat-kuatnya. Ibu Rini pun tdk mau kalah, dia maju-mundurkan tubuhnya dgn ganasnya. porno
Akhirnya, Ibu Rini melenguh panjang, muncratlah lahar-nya, disusul beberapa detik kemudian oleh kemaluanku. Lalu secepat kilat kukeluarkan Kontolku dari dlm lubang kenikmatan Ibu Rini dan langsung jatuh terkapar di kasur. Lalu, Ibu Rini langsung meraih batang kejantananku itu dan dimasukkan ke dlm mulutnya. Ibu Rini mengocok kontolku itu di dlm mulutnya yg memang agak kecil.
Namun Ibu Rini berhasil melumat batang keperkasaanku dgn nikmatnya. Gesekan-gesekan yg terjadi antara kulit kemaluanku yg sensitif dgn mulut Ibu Rini yg basah dan licin ditambah dgn gigitan-gigitan kecil yg dilakukan oleh giginya yg putih karena pakai “Smile-Up Man”, membuat aku tdk dapat menahan diri lagi. Muncratan-muncratan lahar kenikmatan yg keluar begitu banyaknya dari batang keperkasaanku langsung ditelan seluruhnya, hampir tanpa sisa oleh Ibu Rini. Sebagian meleleh keluar dari mulutnya dan jatuh membasahi kasur. Belum puas sampai disitu, ia masih menjilati sekujur batang kejantananku sampai bersih total seperti sediakala.
Bukan main! Lalu kami berdua tergeletak di atas tempat tidur dgn tubuh telanjang yg dibasahi oleh keringat dan lahar kami. Kemudian aku tertidur.