Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku part 1

Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku, Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan masa-masa dan bus kota. Peluh mengalir mengairi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad guna tidak datang terlambat hari ini.

Penting bagiku guna dating tepat masa-masa hari ini, karena aku tidak hendak mengecewakan dosen yang telah berulang kali memarahiku. Entah mengapa hari ini semuanya terlihat tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlampau ramai dengan orang-orang seolah-olah menuliskan bahwa aku mesti datang lebih mula lagi andai tidak hendak terlambat.

“Aku bakal datang tepat masa-masa hari ini atau tamatlah sudah seluruh persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.

Bus yang kutunggu kesudahannya dating juga, tetapi kayaknya hari ini lebih sarat dari biasanya, aku bergegas berhimpitan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan menyatukan tekad kesudahannya aku sukses naik dan laksana sudah di duga aku tidak mendapatkan lokasi duduk hari ini.

“Hmm, tentu ada lelaki tampan yang mau menyerahkan tempat duduk untuk gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan menggali pria yang dimaksud.

Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku – Namun kesudahannya aku mesti berdiri hingga bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat hingga 30 menit, mana hari ini terdapat tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah menunaikan ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah hendak protes dengan kecepatan lariku.

Ada seorang mahasiswa yang nyaris kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” namun aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibalut dengan BH merah brand Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH tidak banyak rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sampai-sampai aku merasa laksana BH nya inginkan melorot kebawah.

Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di suatu universitas swasta yang lumayan punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku pulang berpapasan dengan sejumlah cowok yang sedang duduk-duduk di tangga seraya bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit menyaksikan aku berlari, bagiku tersebut justru meningkatkan semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak meminimalisir kegesitan ku. Aku telah berada di ujung tangga saat kusadari semua cowok tidak cukup ajar tersebut mungkin mengintip dari bawah tangga.

“Sialan!!” umpatku dalam hati, mereka tentu tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.
Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir hingga ke depan ruangan kelas, aku lantas mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.
Aku masih terengah-engah saat Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

“YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???,” aku hingga meloncat kaget mendengar teriakan itu.
“AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI,” aku mengumpat dalam hati lantas dengan berat tahapan menuju ke depan kelas.

Aku berdiri di depan ruang belajar menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan ruang belajar ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah hendak menjelajahi tubuhku, napasku masih paling terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku gunakan memang agak longgar tapi tercipta dari kain yang lumayan tipis, sampai-sampai samar-samar tentu terlihat warna BH ku yang menyolok, ah namun cuek sajalah. Aku langsung memeriksa ke bawah untuk menyaksikan apakah pakaian yang aku gunakan harus diatur jika tidak semestinya,

“Semuanya terlihat rapi,” pikirku cepat.
“Haah, ternyata terdapat noda keringat basah yang tampak laksana bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!” kataku dalam hati.
“Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat sebab bus paling lama datangnya,” aku berbicara cepat namun berjuang untuk tidak merangsang kemarahannya.

“Ya, saya tahu namun hari ini anda sedang tes, dan anda tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan keharusan sebelum UAS atau anda tidak bakal lulus latihan saya andai tidak mengekor tes ini,” jelas Pak Eko tegas.
“Kamu sesudah kuliah ini harap mendatangi saya di kantor, anda harus ikut tes susulan atau anda tidak bakal pernah lulus,” lanjutnya. Seks
“Ya pak,” jawabku cepat.

Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku – Mata kuliah Pak Eko adalahsuatu mata kuliah yang sangat urgen untuk memungut mata kuliah lain sebab tercantum nyaris dalam masing-masing prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini bisa jadi semester depan aku melulu dapat memungut 1 mata kuliah saja yang lain seluruh terkena prasyarat.

“Aku anak yang bertekad baja, aku mesti lulus mata kuliah ini!!,” tekadku dalam hati.
Pak Eko, usia 32 tahun, bentuk tubuh besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi lumayan putih guna ukuran lelaki. Statusnya telah cerai dengan istrinya dan sekarang melulu tinggal sendirian di salah satu area elit di Surabaya, sebetulnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di sejumlah tempat. Tidak jelas kenapa ia inginkan menjadi dosen yang bayarannya hanya sejumlah juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya tidak sedikit teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di di antara pub elit bareng temannya sesudah di tanyai katanya hal bisnis.

Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing namun berisi. Rambutku sebahu dan lurus laksana iklan yang di re-bonding tersebut lho. Banyak orang bilang aku cantik dan tidak hanya orang melulu bilang, namun aku sendiri bekerja paruh masa-masa sebagai SPG di sekian banyak tempat dan pun sebagai pagar ayu.

Pokoknya guna urusan pamer wajah dan badan aku tentu di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, namun memang itulah kelebihanku. Aku punya tidak sedikit teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga tidak sedikit di kerubungi cowok yang sebatas senang atau memang mengharapkan sesuatu, tidak saja cantik lho, tapi pun seksi.

Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku – Dadaku lumayan padat mengandung dan cocok dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira tersebut ukuran ideal yang di mau setiap wanita. Walaupun aku orang nya tidak jarang berada dimuka umum namun aku sebetulnya agak pemalu, aku tidak berani berkata sambil menatap mata orang, melulu kadang-kadang aku mesti PeDe karena di tunaikan untuk itu.

Tentu tidak saja payudara ku saja yang indah, kulitku pun putih dan betisku mulus menantang masing-masing mata yang dapat menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di sekian banyak salon kecantikan sebab menurut keterangan dari bosku agar lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin agar penjualan produknya semakin besar atau agar sering digunakan jadi SPG.

“Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi sebab ada urusan urgen yang tidak dapat di tunda. Kalau anda betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak senja ya. Kalau beda kali bapak telah enggak dapat kasih tes lagi, atau anda mengulang aja tahun depan ya?” perkataan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

Ternyata di ruang belajar tinggal aku sendirian. Entah semenjak kapan bubar, kayaknya aku terlalu tidak sedikit melamun hari ini.

“Saya inginkan lulus semester ini pak, bagaimana bila bapak tidak sempat nanti senja saja tes nya bahkan bila di lokasi tinggal bapak sekalipun saya mau yang urgen bapak mau menyediakan waktu guna saya” kataku gugup sebab pikiranku baru terputus dan kacau.

“Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya telah nanti senja bapak tunggu ya,” Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku – Sudah jam empat sore saat rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat kembali lagi, seraya melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko ialah jam 4.15 aku mesti bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke lokasi tinggal lagi tokh tidak terdapat orang di lokasi tinggal ku.

Aku bermukim sendiri sebab aku sebetulnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku bermukim sendirian di lokasi tinggal kontrakan kecil yang tetangganya juga aku tidak berapa kenal. Keberanianku bermukim sendirian semata sebab tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

“Aku naik ojek sajalah ke lokasi tinggal Pak Eko biar tidak terlambat” pikirku.
Benar pun tidak hingga 10 menit aku telah berdiri di depan sebuah lokasi tinggal mewah berlantai 2 Pak Eko pun kebetulan baru kembali sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko lantas meminta waktu guna mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

Aku terkagum-kagum menyaksikan koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba terdapat geraman di belakangku, entah dari mana datangnya namun dua ekor doberman besar telah ada di belakangku dalam jarak tidak cukup dari satu meter. Doberman-doberman tersebut lumayan besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku fobia sekali namun aku tidak berani lari sebab pasti di kejar dan dapat di gigit.

Aku melulu maju ke dinding dan diam barangkali anjing tersebut akan memandang aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka kian mendekat mungkin melulu 1/4 meter lagi. Aku hendak berteriak tapi fobia mereka jadi tambah galak apalagi pak Eko bisa jadi tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma memblokir mata dan bercita-cita yang indah-indah.

Cerita Sex Dengan Guru yang Sange Karena Nenenku – Dalam kegelapan tiba-tiba seluruh hening, anjing-anjing tersebut pasti telah pergi, aku mengupayakan membuka mata dan menoleh saat tiba-tiba terasa napas hangat di… Astaga!! di unsur atas belakang lutut. Salah satu doberman tersebut sudah begitu dekatnya sampai-sampai napasnya bisa di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat unsur belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Seks

Aku mulai merasa geli namun tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan tersebut menjadi semakin binal seolah-olah pahaku terdapat rasanya, yah.. barangkali bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menyaksikan TV yang menuliskan bahwa hewan suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum mengawali hubungan seks. Jilatan tersebut semakin naik hingga ke sela-sela paha unsur belakang dan mulai tentang celana dalamku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *