Pulang dari Galaxy Mall – Kejujuran memang sudah hampir tidak ada di muka bumi ini, dan jadi orang jujur itu memang juga tidak mudah.
Aku selalu berusaha untuk jujur dan apa adanya, seperti semua apa yang pernah kuungkap di Mister Sange, namun masih banyak juga pembaca yang meragukan kejujuranku itu.
Kalau mau dipikir, berapa biaya yang harus kukeluarkan untuk akses ke Internet setiap harinya, saat aku harus mengirimkan kisah-kisahku ini?
Terus terang secara materi aku rugi, namun dari segi kebutuhan batin aku merasa diuntungkan, karena aku bisa mengungkap semua apa yang pernah kualami.
Aku bisa berbagi pengalamanku kepada pembaca yang mengakses Rumah Seks.
Tak jarang ada juga pembaca yang merasa sakit hati karena saat membalas emailnya kuajukan persyaratan jika memang ingin berkenalan dan mengobrol lebih lanjut denganku.
Mereka mungkin lupa bahwa aku punya hak untuk itu.
Kalau mereka memang menginginkannya, silakan berlanjut, namun bila tidak berkenan, silakan lupakan saja.
Jadi sebenarnya tidak ada yang dirugikan kan?
Baiklah, tidak perlu berpanjang lebar lagi, begini ceritaku kali ini..
*** Cerita Dewasa – Pulang dari Galaxy Mall ***
Hari ini Sabtu malam Minggu, aku pulang agak sore dari Kebun Binatang Surabaya (KBS) tempatku magang.
Sesampai di rumah aku langsung masuk ke kamar dan kukunci dari dalam.
Kulepas hem longgar yang kukenakan, berikut rok miniku yang bawahannya lebar itu dan kuletakkan begitu saja di atas tempat tidur.
Kini aku hanya tinggal memakai CD mini model G String berwarna putih, bentuknya hanya terbuat dari seutas tali nylon melingkar di pinggang, ada ikatannya di kanan dan kiri pinggangku.
Selebihnya juga ada seutas tali nylon yang tersambung dari pinggang bagian belakang terus turun melilit ke selangkangan melalui belahan pantatku yang padat dan sintal.
Model G String memang sexy sekali, tepat di ujung bagian bawah vaginaku tersambung dengan secarik kain sutera tipis yang berbentuk segi tiga kecil.
Lebarnya tidak lebih dari seukuran dua jari, fungsinya hanya bisa menutupi liang vaginaku bagian luar sedang selebihnya bulu-bulu kemaluanku terseruak keluar menghiasi sisi lipatan G String yang kukenakan.
Aku masuk ke kamar mandi yang ada di kamarku, sambil menanggalkan secarik kain yang masih tersisa sebagai penutup tubuhku yang kuning dan mulus ini.
Kubasahi tubuhku yang sudah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun, dengan air hangat dari shower kamar mandi.
Kugosok setiap jengkal bagian tubuhku dengan sabun cair, kubersihkan setiap sudut dan lipatan yang ada di tubuhku.
Mulai dari lipatan di belakang telinga, siku, ketiak hingga bagian dari lipatan selangkanganku.
Hanya saja setiap kali aku mandi dan saat aku menggosok serta membersihkan bagian dari selangkanganku, aku selalu menjadi horny sekali, apa lagi saat-saat jari tanganku menyentuh bagian-bagian sensitif di selangkanganku.
Kali ini aku pun merasakan hal yang demikian, namun aku mencoba segera mengalihkan konsentrasiku dan aku cepat-cepat menyelesaikan aktifitasku, kemudian segera membasahi tubuhku kembali dengan air.
Setelah bersih membilas tubuhku dengan air hangat dari shower, maka dengan segera pula kuakhiri acara mandiku.
Aku keluar kamar mandi yang pintunya langsung tembus ke kamarku, dengan keadaan tetap telanjang bulat sambil mengeringkan badanku dengan handuk.
Kunyalakan komputer di mejaku sambil tetap mengeringkan ujung-ujung rambutku yang masih basah saat mandi tadi.
Suhu udara di kota Surabaya akhir-akhir ini memang sangat panas, aku baca di surat kabar konon suhunya sampai mencapai 37 derajat celcius.
Maka tak heran kalau AC di kamarku seakan tidak berfungsi dan tidak mampu memberikan kesejukan, apalagi aku tadi mandi pakai air hangat.
Inginnya tadi aku mandi dengan air dingin, namun karena aku ingin menghilangkan rasa pegal-pegal, maka aku mandi saja dengan air hangat.
*** Cerita Dewasa – Pulang dari Galaxy Mall ***
Selesai mandi aku hanya mengenakan celana pendek mini yang terbuat dari bahan yang tipis.
Modelnya longgar terutama di bagian bawahnya, yang bagian ujung lipatannya tepat sejajar dengan pangkal pahaku sehingga kalau kuangkat sedikit pahaku, maka lipatan bibir vaginaku akan tampak dengan jelas karena aku memang tidak memakai CD lagi di dalamnya.
Kupikir toh aku berada sendirian di dalam kamar, dan aku akan langsung mengakses Internet untuk membuka mail box-ku.
Seperti hari-hari sebelumnya, mail box-ku selalu penuh hingga sulit dibuka.
Setiap hari aku menerima ratusan email dari para pembaca, dan demi agar tidak mengecewakan mereka, email mereka yang masuk tetap kubalas satu persatu.
Aku tidak peduli apa yang mereka sampaikan padaku melalui email yang mereka kirim.
Kebanyakan mereka memang to the point saja langsung mengajakku berkenalan, tak jarang malah ada juga yang nekad langsung mengajak ML, mungkin mereka memandangku serendah itu.
Tak jarang ada juga yang menasehatiku bahkan ada juga yang memakiku seenaknya.
Pikirku itu memang hak mereka, dan aku juga punya hak untuk mengabaikan email yang isinya seperti itu.
Semua email yang kubalas selalu kulampiri persyaratan dariku bila mereka memang serius ingin berkenalan dan mengobrol lebih lanjut denganku.
Persyaratannya memang sebenarnya tidak terlalu sulit, juga tidak sebanding dengan jerih payahku menulis pengalamanku yang kukirim agar bisa dibaca di situs ini.
Namun mereka toh masih ada juga yang langsung menjawab emailku dengan makian saat menerima persyaratan yang kuajukan dariku.
Dengan demikian saja sudah dapat kunilai bagaimana sebenarnya karakter orang tersebut.
Ada juga yang langsung mundur teratur dan tidak menjawab kembali emailku.
Tapi ada beberapa di antara mereka yang nekad dan tidak punya malu, tanpa memenuhi persyaratan dariku langsung saja mencoba meneleponku.
Aku pun punya kiat untuk menghindar, dan kujawab saja kalau mereka salah sambung, atau kusampaikan bahwa yang menulis cerita di situs itu bukan aku.
Memang itulah salah satu kiatku untuk menyeleksi pembaca yang hanya iseng dan nekad ingin melanjutkan perkenalan denganku tanpa memperhatikan norma-norma kemanusiaan dan perasaanku sebagai wanita.
Apa yang kuungkap di sini memang semua pengalamanku yang sesungguhnya, namun bukan berarti aku adalah wanita murahan yang bisa begitu saja mereka hubungi untuk diajak berkenalan kemudian berlanjut ke tempat tidur.
Memang kuakui seperti yang pernah kuungkap dalam ceritaku sebelumnya, kalau aku memang pernah berkenalan dengan salah seorang pembaca, yang namanya kusamarkan bernama Sinto, kemudian hubungan kami sempat berlanjut ke ML.
Hal itu memang mungkin saja terjadi, karena terus terang aku juga butuh melampiaskan hasratku.
Selesai membaca dan membalas semua email yang masuk, kumatikan komputer dan aku menuju lemari pakaian untuk segera mengenakan busana.
Malam minggu ini aku ingin jalan-jalan ke Galaxy Mall sambil mencuci mata, karena pada hari Sabtu malam minggu begini, biasanya Galaxy Mall penuh dengan ABG yang berkumpul sekedar mejeng atau menonton bioskop.
*** Cerita Dewasa – Pulang dari Galaxy Mall ***
Toh usiaku baru 28 tahun dan penampilanku juga tidak kalah dengan ABG yang usianya di bawahku.
Omong-omong soal usia, ada juga pembaca yang mengaku berusia 21 tahun, namun dalam emailnya dia memanggilku Tante.
Gila! Memangnya aku pernah kawin dengan Oom-nya apa?
Aku memilih memakai tank top garis-garis hitam putih, bentuknya adalah tali nylon yang melingkari leherku dengan ikatan di tengkuk.
Bagian belakang punggungku terbuka lebar sampai pinggang, sehingga tampak kalau aku tidak mengenakan BH karena tidak terlihat adanya tali BH yang melilit di punggungku.
Aku memang sejak kecil tidak suka mengenakan BH dan kebiasaan ini terus berlanjut hingga sekarang, jadi tidaklah mengherankan kalau aku tidak pernah tahu berapa ukuran payudaraku.
Yang jelas payudaraku ukurannya normal-normal saja, tidak terlalu besar dan juga tidak dapat dikatakan kecil.
Bentuk payudaraku padat dan sintal, puting susuku dan sekitarnya berwarna merah muda, ranum dan agak sedikit kecoklatan, bentuknya dapat dilihat dari luar tank top yang kukenakan sore ini.
Tank top-ku memang bentuknya sangat sexy dan menggoda setiap lelaki yang memandangnya.
Bagian depannya hanya menutupi sebagian saja dadaku, di bawahnya agak lebar ke belakang dan diikatkan begitu saja di belakang pinggangku.
Praktis fungsinya hanya menutupi payudara dan sebagian perutku saja, samping kanan kiri tubuhku hingga punggung tetap terbuka lebar sehingga kulit tubuhku yang mulus tetap terpampang jelas sekali.
Aku memakai rok mini yang bagian bawahnya lebar sebagai bawahannya, bentuknya seperti rok mini yang biasa dipakai para cheerleader.
Bedanya kalau para cheerleader di dalamnya masih memakai celana pendek untuk menutupi bagian tubuhnya yang paling vital, namun aku di dalamnya tidak mengenakan apa-apa lagi selain mengenakan CD berenda yang sangat mini juga.
Hal ini tentunya juga merupakan kesulitan tersendiri bila aku di Galaxy Mall harus naik lantai ke atas menggunakan eskalator maupun lift tabung yang ada di sana, karena bagian dalam rok-ku pasti akan menjadi santapan mata para lelaki yang berdiri tepat di bawahku.
Tidak dapat kubayangkan bagaimana rupa pemilik mata tersebut saat memandang ke dalam rok miniku saat aku menaiki tangga eskalator.
Mata mereka pasti akan terbelalak memandang ke arah CD yang kukenakan saat itu.
Warnanya hitam seperti warna rok mini yang kukenakan, bentuknya berenda yang ukurannya sebesar jari tangan melingkari pinggangku.
Selebihnya juga berupa renda dengan ukuran yang sama melingkar ke bawah melewati selangkanganku melalui belahan pantatku.
Di bagian depannya yang berfungsi menutupi bagian luar vaginaku bentuknya sedikit agak lebar, ukurannya selebar dua jari juga berenda dan berbentuk hati tepat di depan bagian yang menutupi liang vaginaku.
Aku memakai sepatu model bertali dengan hak tinggi, sehingga badanku yang tingginya 170 cm ini terlihat lebih semampai lagi.
Biasanya pada malam minggu begini sulit sekali mencari tempat parkir di Galaxy Mall hingga kuputuskan untuk naik taxi saja ke sana.
Saat aku akan menelepon taxi, kudengar suara mobil berhenti di depan rumahku.
Ternyata Anto pacar adikku datang menjemput adikku.
Adikku memang juga sudah bersiap-siap menunggu Anto datang menjemputnya hingga begitu Anto datang adikku langsung berpamitan kepada kedua orang tua kami.
Mengetahui bahwa aku juga akan pergi maka mereka menawarkan jasanya untuk mengantarku dan rupanya mereka tidak berkeberatan untuk mengantarku terlebih dahulu.
Kebetulan sekali pikirku, aku bisa menghemat uang taxi.
Maklumlah hidupku juga pas-pasan, walau aku bekerja sebagai dokter hewan di KBS, besar gajiku di sana sangat tidak layak bila dibandingkan dengan profesi dan tenagaku karena aku sebulan hanya menerima tiga ratus ribu rupiah saja sebagai pengganti uang transport.
Untuk kebutuhanku sehari-hari aku masih harus membuka praktek di rumah, atau mendatangi pelangganku yang memiliki hewan peliharaan di rumahnya apa bila ada yang kebetulan sakit dan membutuhkan pertolonganku.
*** Cerita Dewasa – Pulang dari Galaxy Mall ***
Konon dari kabar yang kudengar, keuntungan KBS selama ini banyak dikorup oleh para pengurusnya.
Benar tidaknya aku tidak peduli, yang penting aku di sana hanya mencoba mencari pengalaman dan mengisi waktuku yang luang di siang hari.
Sesampai di Galaxy Mall aku minta diturunkan di depan saja, agar Anto dan adikku bisa langsung terus melanjutkan keperluannya.
Aku berjalan kaki masuk ke Galaxy Mall melewati satpam yang memeriksa mobil pengunjung satu-persatu karena memang sejak maraknya kasus bom di tanah air, setiap mall dan hotel di kota Surabaya sekarang diperketat penjagaannya dengan pemeriksaan.
Aku melewati antrian mobil yang panjang sekali, kemudian masuk melalui pintu utama Galaxy Mall dimana pengunjung kembali harus diperiksa satu-persatu.
Saat aku ikut mengantri untuk masuk ternyata aku bertemu dengan Sinto bersama keluarganya. Sinto adalah salah seorang pembaca ceritadewasa.plus dan ceritadewasa.gratis
Sinto datang ke Galaxy mall bersama istri dan seorang anaknya. Istrinya masih muda dan cantik.
Kami pura-pura tidak saling mengenal karena aku juga harus menjaga perasaan istrinya.
Hubungan kami sejak awal memang bukan berdasarkan cinta, namun hanya berdasarkan sex suka sama suka saja, dan aku juga sudah tahu bahwa Sinto sudah berkeluarga.
Sinto orangnya cukup dewasa dan sopan.
Kami berhubungan awalnya dari email yang dikirimnya kepadaku setelah membaca kisahku di ceritadewasa.plus dan ceritadewasa.gratis.
Sinto langsung memenuhi syarat yang kuminta hingga kemudian kami saling bertukar foto, kontak telepon dan seterusnya.
Ternyata diam-diam tanpa sepengetahuan istrinya, Sinto menyapaku melalui SMS.
Jadi selama mengantar anak istrinya berjalan-jalan di Galaxy Mall, Sinto sibuk mengontakku melalui SMS dan kubalas pula melalui SMS.
Akhirnya kami berjanji untuk bertemu nanti sepulang dari Galaxy Mall.
Melalui SMS Sinto mengatakan bahwa selesai mengajak anak istrinya makan malam baru dia akan memulangkan anak istrinya kemudian kembali menjemputku.
Rumah Sinto memang ada di sekitar Galaxy Mall, jadi beberapa jam kemudian sebelum Galaxy Mall tutup Sinto benar-benar memulangkan anak istrinya dulu dan kemudian kembali lagi untuk menjemputku.
Saat menjemputku, Sinto sudah berani langsung menelepon HP-ku, menanyakan posisiku menunggu dimana.
Ringkas cerita aku sudah berada di dalam mobil Sinto.
“Kita kemana nich?” Tanya Sinto.
“Terserah” sahutku.
“Wah! Kamu malam ini cantik dan sexy sekali” timpal Sinto.
“Emangnya yang kemarin-kemarin aku seperti apa?” tanyaku.
Sinto tidak menjawab tapi tangan kirinya langsung memegang pahaku di bagian yang tidak tertutup oleh rok mini. sex
*** Cerita Dewasa – Pulang dari Galaxy Mall ***
Mobilnya memang jenis matic, jadi cukup tangan kanannya saja yang memegang kemudi, sehingga tangan kirinya leluasa berbuat apa saja.
Kaca film mobilnya juga gelap sekali sehingga aktifitas di dalam mobil sama sekali tidak dapat terlihat dari luar, apa lagi saat malam begini.
Tangan kiri Sinto terus meraba pahaku yang mulus dan sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus itu, rabaannya di bagian dalam pahaku membuatku horny sekali.
Elusan telapak tangannya menjalar naik dan menyusup ke dalam rok miniku, jari kelingkingnya menyentuh bagian luar vaginaku yang masih tertutup oleh CD-ku yang mini dan berenda.
Gila! Ujung CD-ku sudah mulai basah.
Pada bagian yang berbentuk hati sebagai penutup bagian luar liang vaginaku sudah terasa basah dan kakiku jadi terbuka lebih lebar lagi. Sinto memindahkan tangannya ke arah selangkanganku, telapak tangannya meremas dan menggosok-gosok bagian luar kemaluanku dari luar CD yang kukenakan.
Jari-jarinya mempermainkan klitorisku masih dari luar lapisan CD-ku, tapi kali ini sudah cukup membuatku harus menggigit bagian bawah bibirku menahan rasa geli di sekitar selangkanganku.
Aku sudah benar-benar tidak tahan lagi hingga kulepaskan CD-ku dan kumajukan posisi dudukku.
Bangku yang kududuki kumundurkan ke belakang, kemudian kakiku kuangkat dan kuletakkan keduanya di atas dashboard mobil sehingga pahaku terkangkang lebih lebar lagi.
Dengan posisi seperti ini bagian bibir vaginaku kini jadi sedikit lebih menghadap ke atas.
Ini membuat tangan Sinto lebih bernafsu lagi meraba selangkanganku.
Jari-jari tangannya mengelus bibir vaginaku yang sudah lembab sedari tadi.
Ujung jarinya memainkan klitorisku sehingga membuatku hanya bisa melenguh dan mendesah saja.
Gelombang orgasmeku mulai menggulung-gulung bagaikan ombak yang besar sekali hingga rasanya sulit sekali untuk membendungnya.
Jari telunjuk Sinto terus ditempelkannya di ujung klitorisku.
Ujung jarinya dikorek-korekkan dari bawah ke atas sementara jari-jarinya yang lain disusupkan ke lipatan bibir vaginaku sambil mengorek-ngorek bibir vaginaku bagian dalam.
Tentu saja apa yang dilakukan jari Sinto ini membuat cairan bening yang keluar dari dalam liang vaginaku mengalir lebih deras lagi.
Aku semakin tidak mampu menahan gelombang orgasmeku hingga akhirnya pertahananku jebol juga, pantatku kuangkat dan kugoyangkan mengikuti irama gesekan jari-jari tangan Sinto. Badanku menggigil dan sedikit kejang-kejang.
“Uuu.. Uucch! Oo.. Oocch! Teruskan Sinto!” pintaku dengan suara parau.
“Aku orgasme nich!” seruku sambil sedikit berteriak padanya.
“Aa.. Aacch!”
*** Cerita Dewasa – Pulang dari Galaxy Mall ***
Aku akhirnya benar-benar mengalami orgasme yang yang dahsyat sekali hingga banyak sekali cairan yang tersembur keluar dari dalam liang vaginaku.
Cairan kenikmatan itu mengalir deras membanjiri liang vaginaku dan terus merembes keluar melalui celah bagian bawah bibir vaginaku, saking banyaknya hingga membasahi jok kursi yang kududuki, rembesannya juga dapat kurasakan membasahi bagian luar lubang anusku.
Selesai memuaskanku dengan jari-jarinya, Sinto bukannya membersihkan jari-jarinya, tapi segera menjilati sisa-sisa cairanku yang menempel di jarinya.
Tampaknya nikmat sekali bagaikan anak kecil yang menjilati sisa-sisa es cream yang menempel mengotori jari-jari tangannya.
“Gimana Lia, puas tidak?” tanya Sinto padaku.
Aku tidak menjawab tapi langsung saja kucubit keras lengannya sampai Sinto mengaduh dengan kerasnya sambil berusaha menghindari cubitanku.
“Lia! Besok kita ketemu yuk, jam berapa kamu ada waktu?” ajak Sinto.
“Malam ini aku tidak bisa menemanimu lebih lama, karena aku tadi hanya pamit ke istriku akan mampir sebentar ke rumah temanku di sekitar sini saja” tambah Sinto.
“Besok kita telepon-teleponan lagi aja ya” sahutku sambil membersihkan sisa-sisa cairan di selangkanganku dengan tissue.
“OK!” Sinto menyetujuinya.
“Sekarang aku antar kamu pulang ya?” Sinto memberikan tawaran padaku dan mobilnya langsung diluncurkan mengarah ke rumahku di kawasan Kenjeran.
Sepanjang perjalanan menuju rumahku, Sinto merangkulku dengan mesra, kepalaku kusandarkan ke dada kirinya, lengannya merangkulku di bagian leher sambil telapak tangannya menyusup ke dalam tank topku.
Jarinya langsung saja menemukan payudaraku.
Diremas-remasnya payudaraku yang masih mengeras karena nafsuku yang tadi.
Sinto rupanya masih ingin memanfaatkan sisa waktunya selama menempuh perjalanan ke rumahku.
Puting susuku dipilin-pilin dengan jarinya, sehingga membuatku cepat sekali horny kembali.
Aku pun tidak mau tinggal diam, kubalikkan sedikit posisi dudukku ke kiri ke arah duduk Sinto.
Tangan kiriku dengan cepatnya membuka kancing celananya dan meluncurkan gespernya ke bawah, Sinto membantunya memerosotkan sedikit celananya yang telah berhasil kulepas.
Sinto menggunakan tangannya sambil mengemudikan kendaraannya karena jalannya lurus jadi tidak menemukan kendala.
Segera kurogoh batang kemaluan Sinto yang sudah mengeras sejak tadi, tangan kiriku mengocok-ngocok batang kemaluan Sinto yang ujungnya juga sudah basah oleh cairan precum.
Kuturunkan kepalaku ke pangkuannya dan mulutku langsung mengulum bagian kepala kemaluannya.
Sambil tanganku terus mengocok batang kemaluannya, bibirku tetap mengulum bagian kepala kemaluan Sinto.
Ujung-ujung lidahku menjilati seluruh permukaan kepalanya yang licin.
Cairan yang keluar tadi sedikit asin rasanya saat tertelan olehku.
“Uu.. Uuh! Aa.. Aah!” Sinto mulai mendesah merasakan nikmat yang kuberikan padanya saat mengemudikan mobil.
Kocokanku kupercepat, batang kemaluan Sinto kumasukkan lebih dalam lagi ke mulutku, kubenamkan dan kukocok dengan menggunakan mulutku.
Lidahku tetap kujulurkan sambil menyapu semua lapisan kulit kemaluannya, dan Sinto pun mulai menuju puncaknya, hanya butuh waktu tidak terlalu lama hingga akhirnya Sinto pun mencapai orgasme.
Aku nekad untuk membiarkan mulutku tetap mengulum batang kemaluan Sinto saat semburan sperma Sinto keluar menuju kerongkonganku.
Aku hampir tersedak olehnya hingga kutelan semua spermanya yang keluar dan muncrat di mulutku.
Tanganku tetap mengocok-ngocok batang kemaluannya sampai semburan terakhir. sex
Kujilat kembali seluruh bagian batang kemaluan Sinto hingga bersih dan licin kembali.
Akhirnya kami pun sampai di depan rumahku.