Cerita Sex Ketua Osis Sang Budak Seks, Suatu pagi di sebuah Sekolah Negeri ternama terlihat sibuk aktivitas di sekolah. Semua murid baru saja berdatangan untuk menimba ilmu disekolah mereka, tak terkecuali dia. Ia adalah Natasya sang ketua OSIS sekaligus siswa berpengaruh sepanjang sejarah sekolah SMA Negeri 18
Bagaimana tidak semenjak ia menjadi ketua OSIS banyak sekali event – event besar yang diadakan di sekolah. Mulai dari konser musik dengan artis papan atas hingga menjadikan sekolah sebagai tuan rumah pada suatu kompetisi bagi sekolah elit lainnya di kota. Selain itu fasilitas kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya juga diperbaiki semua karena hasil jerih payahnya. Namun itulah yang terlihat dari depannya saja, kisah gelap di balik itu semua ada di dalam cerita ini.
Natasya setelah turun dari mobilnya tidak langsung menuju ke kelas tetapi langsung ke ruang kerja OSIS dimana sudah ada sekitar 20 anggota yang menjadi tim suksesnya. Jangan bayangkan bahwa ruangannya hanya ukuran 4 X 4. Ruangan OSIS Natasya sungguh luas dan didalamnya sudah ada beberapa fasilitas seperti meja bundar seperti dalam konfrensi serta proyektor yang siap digunakan untuk membahas kegiatan – kegiatan yang dilakukan, bahkan tak ketinggalan AC di dalamnya. Pagi itu mereka langsung membahas mengenai kegiatan acara yang akan diadakan bulan ini dan bulan –bulan berikutnya. Natasya benar – benar seorang Dewi yang turun dari khayangan dan telah memberkati sekolah itu menjadi sekolah yang terpandang.
Selain itu kecantikannya sangat luar biasa sangat sulit untuk menggambarkannya dengan kata – kata, namun bisa dijelaskan secara sederhana. Wajahnya sangat cantik dan imut. Rambutnya panjang terurai dan hitam lurus terawat. Bodynya begitu indah seperti sudah diciptakan oleh Tuhan dengan proporsional. Payudara yang montok namun diimbangi dengan pinggulnya yang juga semok sehingga bila diliha dari belakang tubuhnya seperti biola yang sangat indah dipandang. Apalagi seragam sekolahnya sangatlah ketat sehingga payudarnya terlihat menonjol serta rokabu – abunya yang pendek kira – kira 15cm diatas lutut dan juga ketat sehingga pinggulnya terlihat semok.
Tak ketinggalan kaos kaki panjang yang menutupi betisnya dan sepatu kets. Maka jangan pernah berhayal untuk menjadi pacarnya karena semua tidak ada berhasil menembaknya, bahkan pdkt dengannya sangatlah mustahil. Bagaimana tidak, baginya anak – anak disekolahnya itu hanyalah anak biasa yang tidak memiliki daya tarik baginya. Setiap ada yang mau mengajaknya berkenalan selalu tidak dihiraukannya. Tetapi Natasya lebih tertarik dengan pria yang lebih tua dari dirinya. Hingga suatu saat ada seorang anak yang sangat cupu bernama Brian. Ia ingin sekali bisa berdekatan dengan Natasya. Brian adalah lelaki yang cupu dari kacamata tebal yang ia gunakan, rambut yang terlalu rapi dan bajunya yang dimasukkan ke celana. Ia mencoba beberapa cara PDKT mulai dari via pesan singkat, chatting, social media namun tak satupun yang dibaca oleh Natasya. Ia juga berusaha untuk menelpon Natasya.
“hallo, ini Natasya ya” sapa Brian lewat telepon
“iya, dengan siapa yah” Jawab Natasya dengan suara yang lembut seolah nyanyian dari surga
“mmmm…. Gue Brian….” Brian mejawab dengan terbata – bata karena gugup
“hah, Brian siapa ya? Gue gak punya temen yang namanya Brian” Ujar Natasya dengan nada yang ketus kali ini
“mmmm… jadi gue pengen kenal….” Kata Brian lagi dengan gugup
Belum sempat meneruskan perkataannya Natasya menjawab “ Sorry ya, gue gak ada waktu buat kenalan sama cowok gak jelas”
“tut…tut…tut..” suara telepon terputus
Hati Brian hancur karena baru awalnya saja sudah sulit seperti ini,tetapi ia masih tidak menyerah dia akan melanjutkkannya besok lagi.
Keesokan paginya Brian menunggu sesorang di sebuah parkiran mobil. Ternyata ia menunggu Natasya di parkiran eksklusif khusus untuk Natasya. Langsung saja ada sebuah mobil sedan sport menuju ke arah parkiran tersebut dengan kencangnya. Saat Natasya keluar dari mobil langsung saja Brian menghampirinya.
“Nat, gue Brian yang tadi malam telpon kamu” Kata Brian agak gugup
“mmm, ada apa Brian”Natasya mulai menanggapinya dengan posisi bersandar di mobil sambil menyilangkan tangannya ke dada.
“gue pengen kasih ini ke kamu” Brian memberikan sepucuk bunga untuknya
“wow, terima kasih Brian” Natasya pura –pura menerima bunga itu dan menciumnya
“iya sama – sama” Kata Brian lagi dengan terbata – bata
“oke gue mau ke kelas dulu” Kata Natasya sembari langsung meninggalkan tempat itu
“Yesss” Brian sangat senang sekali akhirnya bunga itu diterima oleh Natasya
Brian tidak tahu bahwa sebenarnya Natasya sama sekali tidak tertarik dengannya. Bunga yang ia terima dari Brian langsung ia lempar ke tempat sampah tanpa memikirkan perasaan yang tulus yang diberikan oleh anak yang memang tidak ganteng itu. Tetapi disisi lain Brian sangat senang dan mengatakan kesemua temannya satu kelas.temannya hanya tersenyum sedikt untuk menghiburnya karena mereka sudah tahu bahwa bunga itu pasti dibuang. Tidak dengan sahabatnya Sandy yang menangapinya dengan serius dan merasa sangat senang.
Sandylah yang selama ini memberikan semangat kepada sahabatnya itu untuk mendekati Natasya.
“Sob, berhasil, semuanya karena elo Sob” Ujar Brian sambil memuji sahabatnya itu
“oh ya, gitu dong itu baru temen gue, terusin Bro jangan nyerah” kata Sandy yang masih memberi semangat kepada sahabatnya itu.
“eh ada apaan nih” Gery datang salah satu sahabat mereka
“gini Ger, gue abis kasih bunga ke Natasya, dan doi terima bunga gue” ujar Brian dengan wajah yang berbunga – bunga
“hah,serius lo,selamat deh buat lo” Gery pun sahabat akrabnya juga memberikan selamat padanya
Ketiga sahabat itu sangat bahagia dengan hal itu dan merayakannya bersama.Sepulang sekolah Sandy lewat di depan kelas Natasya dan mau membuang sampah. Dia kaget ada bunga mawar merah di dalamnya. Lalu ia langsung menghampiri sahabatnya Gery.
“Sob, sini gue kasih tahu” ujar Sandy
“apaan?” Tanya Gery
“nih lihat” Sandymenunjukkan bunga itu
“loh tuh bunga kan….” Gery
“stttt…kita kagak usah kasih tau Brian” kata Sandy
“mmm, oke gue ngerti” jawab Gery
“Oi, Sob kalian ngapain, ayok pulang” tiba – tiba Brian datang
“wah elo udah ditungguin juga” Gery menjawab
Sandy langsung memasukkan bunga itu ke tasnya agar tidak melukai hati sahabatnya itu.“ayo deh kita cabut” Sandymengajak
“oke” jawab mereka serentak
Saat mereka pulang dan Brian sudah tidak ada, Sandy dan Gery mulai membicarakan masalah ini.
“dasar tuh cewek, gue gak terimas sahabat gue dilecehin” ujar Sandy sambil menatap bunga itu dengan penuh kekecewaan
“hmmm, ya mau gimana lagi sob, Natasya emang orangnya kayak gitu, tapi gue bener – bener gak habis pikir” Gery juga mengungkapkan kekesalannya“ya udah, yang penting besok kita nasehatin aja sahabat kita itu” Kata Sandy dengan mencoba bersabar
“Yoi Sob” Gery mengiyakan
Keesokan harinya Brian ingin menemui Natasya di ruang OSIS. Saat ia di dekat ruangan ia mendengar percakapan antara Natasya dengan teman – temannya.
“eh, Nat denger – denger lo dapet bunga dari anak cupu siapa tuh namanya” kata teman Natasya
“oh, kalo iya emang kenapa?” Natasya menjawab seolah tidak peduli
“ya gak papa sih, tapi kayaknya tuh cowok seneng banget waktu bunganya lo terima” kata teman Natasya
“bodo, emang gue pikirin” Natasya menjawabnya dengan enteng
“hahaha, elo emang suka bikin sensasi Nat, gue kira lo mau sama tuh cowok” kata temannya seolah meledek Natasya
“cih najis gue, masak gue mau sama cowok yang tampangnya kayak cecurut gitu” kata Natasya menjelek – jelekkan Brian
Sontak suasana menjadi penuh tawa dari teman – teman Natasya. Brian yang mendengar itu langsung pergi meninggalkan tempat itu karena tidak mau ia terlalu banyak menerima sakit hati. Begitulah sosok asli Natasya di balik kegemilanganya dalam memimpin Organisasi Intra Sekolah. Tetapi Tuhan maha tahu dan akan segera membalaskan tindakannya. Suatu saat OSIS akan mengadakan event yang spektakuler sehingga membutuhkan dana yang cukup besar untuk itu. Semua anggota OSIS sangat kebingungan ternyata budget untuk mengadakan event tersebut sangatlah besar, tetapi Natasya dengan mudahnya berkata
“cuman duit segitu doang, ntar kita pasti dapet” ujarnya menenangkan anak buahnya
“serius lo Nat, ini bisa sampe seratus juta lo” kata mereka
“udah sini proposalnya ntar gue ajuin ke kepala sekolah” kata Natasya
“oke Nat, kalo elo pasti bisa di andalin” kata mereka memberikan semangat
Sebenarnya ada sesuatu di balik itu semua,hal ini akan diceritakan pada awal –awal Natasya menjadi ketua OSIS. Saat itu Ia mengadakan kegiatan di sekolah, dan mengajukan proposal angaran kepada Pak Sasongko selaku Kepala Sekolah.
“permisi, Pak” sapa Natasya diluar pintu
“iya, silahkan masuk, ada yang bisa bapak bantu?” ujar Pak Sasongko
“jadi begini, kami dari OSIS akan mengadakan kegiatan sebagai berikut” ujar Natasya sembari mengajukan proposal
“hmmm, coba bapak lihat proposalnya dulu”
“iya,ini Pak” Katanya sambil menyerahkan proposal itu
Setelah beberapa kali Pak Sasongko membuka buka halaman ia sampai pada anggaran,lalu beliau menutupnya kembali.
“wah, maaf nak, angaran di Proposal kamu terlalu besar jadi kami tidak bisa memenuhinya” Pak Sasongko menolak
“menurut kami anggaran seperti itu tentunya Sekolah yang elit inii bisa memenuhinya Pak” Ujar Natasya berusaha
Setelah mereka saling berunding akhirnya Pak Sasongko mengatakan, baiklah kalau begitu nanti sepulang sekolah datang ke rumah bapak, nanti akan saya pertimbangkan lagi.
“hah, sunguh, baik Pak nanti saya akan kesana” Natasya sangat senang mendengar sambutan itu
“iya, tapi kamu harus datang sendirian ya” Kata Pak Sasongko
“mmm, Baik Pak, terima kasih” Ujara Natasya yang masih sempat bingung
Sepulang sekolah Natasyaana langsung menuju rumah Pak Sasongko untuk mendapatkan perstujuan anggaran proposal itu.
Pak Sasongko “oh kamu Natasya, silahkan masuk” Pak Sasongko membukakan pintu
Natasya langsung masuk dan melihat rumah Pak Sasongko yang ternyata tidak ada penghuninya sama sekali. Dan di rumah itu hanya ada mereka berdua saja. Natasya langsung duduk di sofa, tetapi dia tidak menutupi pahanya sehingga menjadi pemandangan bagus buat Pak Sasongko yang sudah lama menginginkan hal itu. Pak Sasongko sudah lama menduda karena bercerai dengan istrinya dan anak – anaknya pun dibawa oleh istrinya juga.
“jadi bagaimana anggarannya Pak” Natasyaana membuka pembicaraan
“jadi begini Natasya, bapak akan menerima proposal kamu, asalkan” kata Pak Sasongko sambil memandangi tubuh indah Natasya
“asalkan apa Pak?” Natasya bertanya dengan bingung
“asalkan kamu mau melayani bapak” kata pak Sasongko sambil langsung merangkul tubuh Natasya
“tidak Pak, tolong lepaskan saya” Natasya berusaha melepaskan rangkulan tangan Pak Sasongko
“ayo dong Natasya, bapak pasti akan berikan dana berapapun buat kamu asal kamu mau” ujar Pak Sasongko merayu Natasya
“mmm,tapi Pak saya mohon jangan…..mmmmmhhh” Natasya mencoba bernegosisasi dalam posisi seperti itu namun terlambat bibirnya sudah dicium oleh Pak Sasongko.
“sudahlah Natasya, bapak hanya minta hal ini saja, kamu pasti tidak mau kan acara ini berakhir” ujar Pak Sasongko merayunya lagi