Kejadiannya ketika saat kedua orang tua kami mengunjungi saudara di luar kota selama 3 hari. Di rumah saya dan kedua adik saya. Seperti biasa setiap ada kesempatan saya dan Karin mempunyai keinginan untuk bercinta. Saat itu Melly hari Sabtu pukul 7.30 dan Melly masih tertidur. Saya dan Karin saling berpelukan di ruang keluarga. Saya ciumi payudaranya, perut dan lehernya secara begantian. Sementara itu tangan saya melakukan gerilya di balik cd yang dikenakan Karin, menelusuri gunung dan lembah di balik cd.
Setelah beberapa lama melakukan pemanasan, saya mulai melepas daster dan cd yang dikenakan Karin. Ia terlentang dalam posisi tanpa busana. Sementara saya membuka seluruh pakaian saya, Karin merentangkan kakinya lebar-lebar dan menggosok-gosok vaginanya dengan tangannya. Saya segera peluk Karin dengan penuh nafsu, kami saling berpeluk erat dan meraba. Penis, saya gesek-gesekan pada bagian luar vagina Karin. Dada saya menekan keras pada payudara. Bibir kami saling memagut, dan lidah kami saling merasakan. gentot
Ketika cukup lelah kami bergulat, saya mulai arahkan penis saya yang berukuran 15 cm dan diameter 1,25 inch. Perlahan memasuki liang vagina Karin. Tiba-tiba saja kaki Karin melingkar dan menekan di pinggang saya. Dimulai dengan perlahan, saya menggerakan penis masuk dan keluar. Bunyi becek yang kami hasilkan membuat saya menjadi lebih bernafsu. Saya lebih percepat lagi gerakan masuk dan keluar. Hal ini membuat Karin tambah bernafsu juga, sehingga ia mendesah dengan suara yang tidak bisa dibilang kecil. Kami saling berpelukan, kedua tangan kami masing-masing saling melingkar, menekan punggung. Kaki Karin melingkar di pinggang saya. Sementara saya mengambil posisi bertumpu pada lutut yang menekuk. Setiap hentakan pinggul saya mendorong, selain menghasilkan bunyi becek juga menghasilnya bunyi hentakan karena paha saya dan bokong Karin beradu.
Namun saya berusaha menahan nafsu, karena saya tidak ingin orgasme lebih dulu sebelum Karin. Saya coba konsentrasi. Sementara bunyi desahan dan erangan Karin sudah mulai bermacam dan semakin keras. Ketika saya harus berkonsentrasi dan Karin sudah hampir mencapai orgasme, saya menyadari ternyata dua meter dari posisi saya dan Karin telah berdiri Melly. Tentu ia tahu apa yang sedang kami lakukan.
Tentu saja, saya kaget dan membuat konsentrasi saya pecah. Penis saya melemah, dan membuat gerakan masuk dan keluar terganggu. Hal ini membuat tanda tanya bagi Karin yang sudah hampir mencapai orgasme. Karin memperhatikan pandangan saya, dan ia baru menyadari bahwa ada yang memperhatikan aktifitas kami. Namun karena Karin sedang pada puncak nafsunya, ia hanya berkata, ‘Biarin aja, ayo dong terusin. Ngga tahan nih’, sambil berusaha membangunkan kembali penis saya.
Mendengar ucapan Karin, membuat saya kembali konsentrasi dan membangunkan kembali penis. Aktifitas kembali normal, saya terus menggoyang Karin. Ketika Karin benar-benar hapir orgasme, tiba-tiba saja ia mendorong tubuh saya sehingga saya terduduk. Sementara penis saya tetap di dalam vagina Karin, ia juga mengambil posisi duduk dan tetap memeluk saya. Seperti kegilaan, Karin mengangkat dan menjatuhkan tubuhnya di atas penis saya. Setelah beberapa detik, saya merasakan sesuatu yang panas mengalir menyelimuti penis saya. Rupanya Karin sudah orgasme. Saya baringkan kembali tubuh Karin, dan saya guncang tubuhnya lebih keras. Tubuhnya bergetar hebat karena hentakan yang saya berikan. Setelah satu menit, saya mulai merasa akan keluar. Saya benamkan penis saya dalam-dalam ke vagina Karin. ‘Mmmm …’, suara Karin bersamaan dengan saat sperma saya membanjiri vaginanya. Saya tidak khawatir, karena Karin sudah minum pil. Kami berpelukan beberapa saat.
Ketika permainan selesai, ternyata Melly masih tetap di tempat pada saat saya melihat dia. Ia masih memandangi kami. Ketika Karin melihat dan menyapanya, tiba-tiba saja Melly lari ke kamarnya.
Aku dan Karin membawa pakaian kami masing-masing dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Di kamar mandi pun, kami masih sempat saling memberi sentuhan. Selesai mandi, Karin masuk ke kamarnya dan saya masuk ke kamar saya.
Baru beberapa saat tiduran di kamar, saya merasa ada seseorang yang membangunkan saya. Ketika saya lihat ternyata Melly. Ia bertanya, ‘Kak Andy, kenapa sih koq dengan Kak Karin ?. Saya sebenarnya tahu persis apa yang dimaksud. Untuk memastikan saya bertanya, ‘Apa maksud Melly ?’. ‘Kenapa koq Kak Andy melakukan hubungan seks dengan Kak Karin. Dia kan adik kandung sendiri. Koq tega sih.’, Melly menjawab.
Saya agak bingung untuk menjawab apa. ‘Mel, Kak Andy sayang ke Kak Karin dan begitu sebaliknya. Karena itu Kak Andy dan Karin melakukan hal itu. Karena sama-sama suka. Kalo Kak Karin ngga suka mana mungkin lah bakal terjadi kaya tadi. Iya kan.’.
‘Tapi kan … tapi kan …’, Melly terdiam.
‘Mel, Melly ngga mau kan ada keributan di rumah. Jangan bilang mami papi ya. Andy yakin, Melly mengerti apa yang dilakukan Andy dengan Kak Karin. Dan itu sudah berlangsung lebih dari 12 tahun.’, saya mencoba menenangkan suasana.
‘Apa, 12 tahun ?’, Melly tampak kaget dengan penjelasan saya. ‘Jadi Kak Andy sudah melakukannya sejak kecil. Dan papi-mami ngga tahu.’, enath mengapa hal ini membuat tampang Melly seperti orang bingung.
‘Kalo boleh Mel tahu, bercinta itu rasanya kaya apa sih ? Katanya kalo gituan yang untung cuma cowok. Tapi koq banyak cewek yang suka juga.’, tiba-tiba saja Melly menanyakan suatu yang membuat saya cukup kaget.
Di sisi lain, entah mengapa tiba-tiba saja pertanyaan tersebut membuat penis saya mengeras. Dari segi pisik, Melly memang lebih menggairahkan dibandingkan Karin. Melly pada usia 19 tahun memiliki tinggi 164 cm dengan payudara yang menantang dan tubuh yang padat berisi. Ditambah pertanyaan ‘Bagaimana rasanya’, membuat saya berkeinginan bercinta dengan Melly. ‘Susah untuk diceritakan, bagaimana kalo langsung dicoba ?, saya memberanikan diri untuk menyatakan langsung. Melly hanya terdiam dan hanya tersenyum.
Entah apa yang terjadi dengan saya, langsung Melly saya peluk. Saya berikan ciuman di leher dengan penuh nafsu. Walaupun saya agak canggung begitu pula dengan Melly, tapi karena nafsu membuat segalanya berjalan lancar. Saya raba seluruh bagian tubuh yang sensitif. Saat itu saya tidak ingin berlama-lama. Segera saya buka seluruh pakaian yang dikenakan Melly. Ia malu-malu menutup payudaranya dengan kedua tangan dan menyilangkan kakinya untuk menutup vaginanya. Ternyata Melly benar-benar menggairahkan dalam posisi tanpa busana. Saya pun melepas seluruh pakaian saya.