Aku sudah kuliah jadi aku putuskan saja untuk Ngekost lebih mandiri lebih leluasa, lagipun ngekost juga ada enak, ada nggak enaknya apalagi kalau sudah tanggal tua waduhh Indomie adalah Juaranya heheh…., Dan satu yang membuatku semangat adalah
Pemilik kostan saya memiliki Anak dan tinggaal yang Cantik dan Mulus. berumur sekitar 25 tahun. memiliki tubuh bagus dan bersih. Jadi tak mengherankan kalau bentuk badannya masih menggiurkan. Karena aku tinggal bersebelahan dengan rumah pemilik kostann, aku sering kali setiap malam mendengar suara desahan kecil ntah darimana yang pasti dari Zara. Perempuan yang kalau di rumah tak pernah memakai tak jarang dia keluar selalu aku perhatikan putingnya menyembul keluar
“Zar? Pagi2 seger banget nih” kataku
“Iyah nih baru siap olaraga” aku lihat dipakai pakaian yang ketat dan celana ketat yang menyeplakan smeua lekuk tubuhnya,
“Wah, Pantesan aja Body Zara makin Hot” kataku tesenyum
“Ahh kamu bisa aja, Ini juga udah lama bagus”, katanya meraba2 lekuk tubuhnya
Selama beberapa hari ini aku memang suka menikmati pemandangan yang sering membuat penisku tegak berdiri. Terutama payudaranya yang sengaja dipamerkan dengan pake kaos ketat tipis sehingga putingnya yang kecoklatan tampak menonjol. Selain payudaranya yang kuperkirakan berukuran 36D, pinggulnya yang besar sering membuatku terangsang. Ah betapa menyenangkan dan menggairahkan kalau saja aku bisa memasukkan penisku ke selangkangannya sambil meremas-remas payudaranya.
Setelah perbincangan iseng itu aku menjadi lebih memperhatikan gerak-gerik Zara. Bahkan aku kini sengaja lebih sering mengobrol dengan dia. Kulihat perempuan itu tenang-tenang saja meski mengetahui aku sering mencuri pandang ke arah dadanya.
Suatu waktu ketika berjalan berpapasan tanganku tanpa sengaja menyentuh pinggulnya.
“Maaf, Tapi Pinggul Zara Bagus banget , Jadi pengen lagi” kataku sambil tersipu malu.
“Ah kamu, Bilang aja mau megang terus,”, jawabnya sambil mengerlingkan matanya.
Makin lama aku bertambah berani. Aku mengandengkan tangaku dipinggulnyaa. Eh dia cuma tersenyum-senyum. Aksi nakal pun kutingkatkan. Bukan menyenggol lagi tetapi meremas2. Aku mulai berangan-angan suatu saat ingin menyetubuhi dia. Cuma aku masih takut. Namun birahiku rasanya tak tertahankan lagi. Setiap malam yang ada dalam bayanganku adalah menyusup diam-diam ke kamarnya, menciumi dan menjilati seluruh tubuhnya, meremas payudara dan pinggulnya, kemudian melesakkan penis ke vaginanya.
Suatu hari ketika rumahnya sepi. Dan Aku kebeneran Libur kuliah, Aku mengobrol dengan dia di ruang tamu sambil menonton televisi. Semula perbincangan hanya soal-soal umum dan biasa. Entah mendapat dorongan dari mana kemudian aku mulai ngomong agak menyerempet-nyerempet.
“Tubuh Kamu makin lama makin bagus yah apalagi pinggulmu sexy banget”, kataku.
“Nakal kamu, Emang iyah Pinggulku sexy?” katanya sambil berbalik badan dan sedikit menungging, aku terkejut melihatnya sampai melotot terus
“Aiih Kamu Kok melotot aja, Suka yah lihat pantat aku?” katanya sambil mengelus2 pantatnya sampai menepuk2
“Iyah Zar, Pantat kamu semok banget pengen aku remas2 gemes” kataku terseyum
“Ah beneran? Aku remas yah”
“Iyah Coba ajaa”
Tanpa ragu-ragu lagi aku mengelus dan meremas pantatnya yang semok dan kenyal bener.
“Ahh.. kamu ini.”
Cerita Lainnya: Cerita Sex Ketagihan Perkosa Bu Guru
Reaksinya makin membuatku berani. Aku memeluk tubuhnya. Mencium lehernya dari belakang. Zaha tidak melawan malahan diem. Lalu ganti kucium bibirnya. Dia menggelinjang kegelian, Wah, kesempatan nih. Kini sambil menciumi lehernya tanganku bergerilya di bagian toketnya. Dia meremas2 tanganku yang meremas payudaranya.
“Aaahh… Tangann nakalll”, katanya pelan.
“Kita lanjut kekamar aja yuk Zar?” kataku
“Yeh Udah nafsuan aja yah, Baru juga megang toket batangnya udah bangun aja” katanya meremas2 batangku
“Zaaarrraaaa! Uuhh Mbaak Aku sangee berat nih”
“Hmm..”
“Aku pengen menjamah tubuhmu yang molek ini, Bolehkan?”
“Mmhh..Mmhh Boo..mmlehh”
“Sudah lama aku nantikan bersetubuh denganmu Zara”
“Hmm.. Dasarr! Tau aja yang mana enak” Dia mendesah ketika kujilat telinganya.
Tanganku langsung menelusup ke balik kausnya. Merasakan betapa empuknya daging yang membukit itu. Kuremas dua payudaranya dari belakang dengan kedua tanganku. Desahannya makin kuat. Lalu kepalanya disandarkan ke dadaku. Kini kedua putingnya ganti kupermainkan.
“Langsung kekamar aja Yon, Jangan disini ntar ketahuan”, bisiknya dengan suara agak bergetar, mungkin menahan birahinya yang juga mulai naik.
Kini aku jongkok di depannya. Menyibak Dasternya dan merenggangkan kedua kakinya. Wuih, betapa mulus kedua pahanya. Pangkalnya tampak menggunduk dibungkus celana dalam warna Pink. Sambil menciumi pahanya tanganku menelusup di pangkal pahanya, meremas-remas vagina dan klitorisnya yang juga besar. Lidahku makin naik ke atas. Zara menggelinjang kegelian sambil mendesah halus. Akhirnya jilatanku sampai di pangkal pahanya.
“Aahh Kaa..muu sshhh.. sshhh” Desahnya lirih sambil memegangi kapalaku erat-erat.
“Enakk yah Zar? Memek kamu udah becek nih. Kamu Sange Berat yah”
“Iiya..ahh Nih Aahhhss Eennakk Yonn” katanya
“Memekk Zaraaa Jilatinn Aahh…Aahh,sshhh”
“Ennakkk Banget memek Kamu Zaraa”
“Ooo.. oh.. oh ..”, desis Zara keenakan ketika lidahku mulai bermain-main di gundukan vaginanya. Tampak dia keenakan karena bibir memeknya kusedot2.
Kemerahan dengan klitoris yang besar sesuai dengan dugaanku. Di sekelilingnya ditumbuhi rambut tak begitu lebat. Lidahku kemudian bermain di bibir vaginanya. Pelan-pelan mulai masuk ke dalam dengan gerakan-gerakan melingkar yang membuat Zara kian keenakan, sampai harus mengangkat-angkat pinggulnya.
“Aahh.. Kau pintar sekali. Belajar dari mana hh..” rancaunya
“Aku sering nonton porno zar,” jawabku.
“Ssttt mmmhh Eennakk Yonn. Aahhh Ssshh”, desahnya
“Cepat yon, Akuu udah mau keluarr nih! Oohh shhhhtt” kata Zara mengelinjang hebat sampai tubuhnya bergetar
Akhirnya semua cairan yang ada dalam memeknya keluar berhambuaran dimulutku, tanpa banyak bicara langsung kusedot semua cairanitu tanpa ada sisasa sedikitpun.. Aku terus memainkan klentilnya dengan lidahku dengan liar, Memeknya semakin merekah membuatku tak tahan lagi untuk menusuk2 lubang kemaluannya
“Aahkks Aahhhkkss Aahhks.. EENNNAKK!” rancaunya
“Cairan kamu Asin zar, Tapi enak kok. Aku udah nggak tahan aku masukin yah”
“Iyah Asbisnya kamu jilatin memek aku nikmat banget, aku nggak tahan juga yon”
Zara mencium bibirku. Tangannya meremas-remas Batang kemaluannku yang sudah mengacung besar. Betapa lembut ciumannya, Aku segera menjulurkan lidahku, memainkan di rongga mulutnya. Lidahnya kubelit sampai dia seperti hendak tersedak. Semula Zara seperti akan memberontak dan melepaskan diri, tapi tak kubiarkan. Mulutku seperti melekat di mulutnya.