Teman-teman Yuda, kok enggak kena , MI? Padahal menurut keterangan dari mereka, mereka itu telah berkali-kali melakukannya?’ kata putraku pula. Ya ampun….begitu mudahnya kini untuk mengerjakan hal sedemikian, batinku. “Pokoknya kamu jangan pergi. Kalau anda pergi, Mami bakal mati gantung diri,” ancamku. “Tapi Mi?” “Tapi apa?” “Yuda bakal kepingin juga. Katanya nikmat sekali Mi. Lalu bagaimana dong? Yuda kepingin Mi. Katanya bila belum pernah gituan, berarti belum laki-laki dewasa, Mi?” putraku merengek dan paling terbuka.
Aku merangkul putraku itu. Kuciumi keningnya dan pipinya denga sarat kasih sayang. Aku tak hendak anakku hancur karean PSK dan dipermainkan oleh ibu-ibu atau tante girang yang tidak jarang kudengar, bahkan oleh Bu Lidya yang tua bangka itu. seks
Tanpa terasa airmataku menetes, ketika aku menciumi pipi putraku. Aku memeluknya erat-erat. Aku bakal gagal mendidiknya, andai anakku semata wayang ini terbawa arus teman-temannya ke PSK sana.
Kamu benar-benar merasakannya, sayang?” bisikku. “Iya Mi,” katanya lemah. Aku menikmati desahan nafasnya di telingaku. Yah…malam ini anda akan melakukannya sayang. Asal anda janji, tidak mengekor teman-temanmu menggali PSK, kataku tegas. “Berarti aku sama dengan Joni dong, Mi?” “Joni? Siapa Joni?” tanyaku hendak tahu, mengapa dia menyamakan dirinya dengan Joni.
Menurut kisah Yuda putraku, Joni pun dilarang mamanya mengekor teman-temannya pergi menggali PSK, meski Joni telah sempat pun pergi tiga kali bareng teman-teman sekelasnya. Bagi itu, secara diam-diam Joni dan mamanya mengerjakan persetubuhan. Katanya, Joni menggunakan kondom, supaya mamanya tidak hamil. Aku terkejut pun mendengarnya.
“Kamu tidak perlu menggunakan kondom, sayang. mami tidak akan hamil,” kataku meyakinkannya. Seusai santap malam, Yuda tak sabaran meminta supaya kami melakukannya. AKu melihat kemauan putra begitu mengebu-gebu. Mungkin dia telah pengalaman menyaksikan CD Porno dan majalah porno pikirku. AKu segera mungkin ke kamar mandi membasuh Vaginaku dan membuka BH dan CD ku. AKu menggunakan daster miniku yang tipis.
Cerita Sex Mama Dengan Ibu Ibu Arisan – Di kamar mandi aku menyisiri rambutku serapi barangkali dan menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tubuhku. Aku ingin, putraku menemukan yang terbaik dariku, supaya dia tidak lari ke PSK atau tante girang.
Putraku mesti selamat. Ini satu-satunya cara, karea nampaknya dia telah sulit dicegah, pengaruh teman-temannya yang kuat. Jiwanya sedang labil-labilnya, sebagai seorang yang merasakan puberitas. Begitu aku terbit dari kamar mandi, putraku telah menanti di kamar. Dia kelihatan bingung menyaksikan penampilanku malam ini. Tidak laksana biasanya.
Kamu telah siap sayang,” kataku. Putraku mengangguk. Kudekati dia. Kubuka satu persatu pakaiannya. Kini dia telanjang bulat. AKu melapaskan dasterku. Aku pun sudah telanjang bulat. Aku menyaksikan putraku melotot meneliti tubuhku yang telanjang. Mungkin dia belum pernah menyaksikan perempuan telanjang sepertiku di hadapannya. Aku duduk di lokasi tidur. Kutarik tangannya supaya berdiri di sela-sela kedua kakiku. Aku peluk dia.
Aku kecip bibirnya dengan mesara. Pantatnya kusapu-sapu dengan lembut, pun punggungnya. Dengan cepat terasa burungnya bergerak-gerak di perutku. Kujilati lehernya. dia mendesah kenikmatan. Liodahku terus bermain di pentil teteknya. Lalu menjalar ke ketiaknya dan sisi perutnya. Aku menikmati tangan anakku mulai memagang kepalaku.
Kuperintahkan dia guna duduk di pangkal pahaku. Kini dia duduk di pangkal pahaku, dengan kedua kakinya bertumpu ke pinggir lokasi tidur. Tiba-tiba aku merebahkan diriku ke lokasi tidur. dia telah berada di atasku. Kuminta supaya dia mengisap puting susuku. Mulutnya mulai beraksi. Sementara burungnya terasa semakin keras pada rambut paginaku. Dengan cepat pula, kurebahkan dirinya.
Cerita Sex Mama Dengan Ibu Ibu Arisan – Kini aku yang balik menyerangnya. Kujilati sekujur tubuhnya. Batang burungnya, telur yang menggantung di pangkal burungnya. Ku hisap kontolnya dan ku mainkan lidahku pada kontol itu. seks
Mami…geli,” putraku mendesah. “Tapi enakkan, wayang,” tanyaku. “Enak sekali Mi,” katanya. Aku meneruskan kocokanku pada burungnya. Dia menggelinjang-gelinjang. Kuteruskan kucokanku. Kedua kakinya mengapit kepalaku dan…croot.croot.crooooooot! Spermanya keluar. Kutelan pejunya dan kujilati semua kontolnya supaya spermanya tak tersisa. Aku senagaja memperlihatkannya kepadanya.
Kini dia menjadi lemas. Terlalu cepat dia keluar. Mungkin sebagai pemula, dia tak dapat mengontrol diri. Kuselimuti dirinya. 20 menit kemudian, sesudah nafasnya normal, aku memberinya air minum segelas. Lalu aku membimbingnya ke kamar mandi untuk mencuci diri. Kusabuni burungnya dan kulap gunakan handuk. Kini kami telah terbaring berdua di lokasi tidur.