Sementara kledua tangannya meremas-remas lenganku saat kugosok-gosok kemaluannya turun naik.
“Iwan..nak…mmh…ahh…kamu…aduh..ini…,” suara ibu terdengar gugup.
Kutarik rok gamisnya perlahan ke atas. Ibu mencoba menahan tarikanku.
“Jangan..nak..mm…”
“Ayolah bu…kasih lihat bagian bawahnya….” Kubujuk ibuku sambil tanganku melingkar melalui lehernya turun ke payudaranya dan meremasnya. Kenyal rasanya…dan tanganku gak cukup besar untuk menangkupnya. Kayak melon.
“Owh..Wan…itu tete ibu…..”
Kutarik lagi gamis ibu ke atas, ia tak lagi melawan malah membantuku menarik kain gamisnya.
Luar biasa saat kulihat kedua paha ibu yang puith mulus tidak lagi terhalang kain dan Ia tidak pakai celana dalam.
Ibu melebarkan kakinya mempertontonkan kemaluannya, memberikan ijin kepadaku untuk menyentuhnya. Kusambut undangannya dengan jemariku mendarat di bibir vagina yang sudah sedikit basah.
“Owwh….” suara ibu saat kulit kami bersentuhan.
Pertanyaan nakal terlintas di kepalaku.
“Ibu kalau di rumah gak suka pakai CD ya?”
“Iya…baru tahu ya…mainin sayang…terserah mau diapain vagina ibu”
Kumasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya, dan kutusuk-tusuk.
Ibu meremas-remas tanganku menahan nikmat saat aku memasturbasi dirinya. Matanya kembali terpejam.
“Ooowh….Iwan…”
“Enak bu…?”
Ibu mengangguk.
“Terus Wan…”
Dada ibu naik turun. Lenguhan-lenguhan kecil keluar dari mulutnya.
Rasanya seperti sedang bermimpi, aku memberikan kenikmatan seksual pada ibuku sendiri. Wanita yang membesarkanku dari kecil. Mmmh…aku kok jadi malah makin terangsang memikirkan ini. Kupercepat gerakan tanganku.
“Uuuh…mmmh…oooh…aahh…Iwan….”
Lalu a melirik ke arah kemaluanku, eh…barangku dipegang dari diremas-remasnya dari luar celanaku.
“Oohh…” Aku mengernyitkan dahi, menikmati perbuatan ibu. ngetot
“Enak…?”
“Mmh…shh…gak enak, bu..”
“Gak enak kok mendesah-desah gitu…”
Kupandang wajah ibuku yang tertutup cadar.
“Yang enak itu begini, bu…”
Kubuka ikat pinggangku, lalu kancing dan resleting. Kukeluarkan kejantananku dan kuarahkan ke arah mulutnya. Kukesampingkan cadarnya.
“Yang enak, kalau penis Iwan ada di mulut ibu…”
“Ya udah masukin saja, kalau kamu mau…”
Kutarik kepala ibu yang bertudung ke arahku, dan batangku menerobos masuk, tenggelam di dalam rongga mulutnya.
Ibu mulai mengulum batangku.
“Aahh…ahhs shhh…”
Apa yang sedang kuperbuat ini…menyuruh ibu sendiri mengulum batangku.
Apa kata orang kalau mereka tahu apa yang kami perbuat ini. Mungkin sebaiknya kusudahi saja. Ini sudah terlalu jauh. Tapi enak…sebentar lagi…ah…ah… ngetot
“Nak…kita sudah tanggung sampai sini….setubuhi ibu ya…..”
Ahhh…OMG…baru mau aku sudahi, malah diajak yang lebih lagi…apakah aku akan melakukannya…?
Ibu berdiri dari sofa dari berbalik badan. Ia agak membungkuk. Ditarik gamisnya ke atas. Ia kelihatan makin sexy kalau setengah telanjang begini. Apalagi bokongnya itu semok banget.
Kucari lubang vaginanya dan Kumasukkan batangku dari belakang…