Cerita Sex Merawanin dua gadis cantik yang masih daun muda part 1

Cerita Sex Merawanin dua gadis cantik yang masih daun muda , Kreek… Pintu kamarku dibuka. Aku segera menengok ke arah pintu dengan blingsatan. Ersa terpaku di depan pintu memandangi tubuh Maya yang tergeletak bugil di ranjang kemudian ganti memandangi penisku yang sudah mulai melemas. Tapi aku juga ikut terpaku kala melihat Ersa yang sudah bugil abis. Aku tidak tahu tahu kalau sejak Maya masuk tadi Ersa mengintip di depan kamar.

“Ersa? Ng… anu..” antara takut dan nafsu aku pandangi Ersa sexy .

Gadis ini lebih tua dua tahun diatas Maya. Pantas saja kalau dia lebih matang dari maya. Walau wajahnya tak bisa menandingi keayuan Maya, tapi tubuhnya tak kalah menarik dibanding Maya, apalagi dalam keadaan full naked kayak gitu.

“Aku nggak akan bilang ke oom dan tante asal…”
“Asal apaan?”

Mata Ersa sayu memandang ke arah Maya dan penisku bergantian. Lalu dia membelai-belai payudara dan vaginanya sendiri. Tangan kirinya bermain-main di belahan vaginanya yang telah basah. Ersa sengaja memancing birahiku. Melihat adegan itu, gairahku bangkit kembali, penisku ereksi lagi. Tapi aku masih ingin Ersa membarakan gairahku lebih jauh.

Ersa duduk di atas meja belajarku. Posisi kakinya mekangkang sehingga vaginanya membuka merekah merah. Tangannya masih terus meremas-remas susunya sendiri. Mengangkatnya tinggi seakan menawarkan segumpal daging itu kepadaku.

“Mas Andra.. sini.. ay…”

Aku tak peduli dia mengikik bagai perek. Aku berdiri di depan gadis itu.

“Ayo.. mas mainin aku lebih hot lagi..” pintanya penuh hasrat.

Aku gantiin Ersa meremas-remas payudaranya yang ukuran 36 itu. Puting diujungnya sudah bengkak dan keras, tanda Ersa sudah nafsu banget.

“Eahh.. mmhh…” rintihannya sexy sekali membuatku semakin memperkencang remasanku.
“Eahhh.. mas.. sakit.. enak….”

Ersa memainkan jarinya di penisku. Mempermainkan buah jakarku membuatku melenguh keasyikan. “Ers… tanganmu nakal banget…” Gadis itu cuman tertawa mengikik tapi terus mempermainkan senjataku itu. Karena gemas aku caplok susu-susu Ersa bergantian. Kukenyot sambil aku tiup-tiup.
“Aha…” ternyata dia menikmati rasa spermaku yang juga belepotan di wajahnya, dasar bocah gemblung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *