KECANDUAN SEKS BAGI PELAJAR DAN MAHASISWA

Kecanduan seks pada anak SMA dan mahasiswa merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian khusus. Beberapa faktor penyebab antara lain kurangnya edukasi seksual, pengaruh media sosial dan budaya, tekanan sosial, salah pergaulan, serta minimnya pengawasan dan komunikasi dengan orang tua.Paparan pornografi melalui internet menjadi salah satu pemicu utama. Berdasarkan survei Kemenkes RI tahun 2017, 94% remaja sudah terpapar konten porno yang diakses melalui internet (57%), media sosial (34%), film/TV (17%), dan lain-lain. Kecanduan pornografi dapat menyebabkan kerusakan otak, gangguan emosi dan mental, serta berdampak buruk pada prestasi akademik dan kehidupan sosial.Untuk mencegah dan mengatasi kecanduan seks pada remaja, diperlukan:

  1. Pendidikan seks yang komprehensif sejak dini di sekolah, disesuaikan dengan tingkat usia
  2. Peran aktif orang tua dalam memberikan kasih sayang, perhatian, penghargaan, dan pengawasan
  3. Membangun komunikasi terbuka tentang seksualitas dalam keluarga
  4. Terapi profesional jika remaja sudah mengalami kecanduan pornografi atau masalah kesehatan mental terkait

Dengan upaya preventif dan kuratif yang tepat, diharapkan remaja dapat terhindar dari bahaya kecanduan seks dan mempersiapkan diri menjadi generasi yang sehat secara fisik maupun mental.

Kecanduan seks atau hiperseks pada pelajar merupakan masalah serius yang membutuhkan penanganan segera. Beberapa faktor penyebab antara lain:

  1. Paparan pornografi melalui internet, yang dapat menyebabkan kerusakan otak, gangguan emosi dan mental, serta berdampak buruk pada prestasi akademik dan kehidupan sosial.
  2. Kurangnya edukasi seksual yang komprehensif sejak dini di sekolah, sehingga remaja kurang memahami seksualitas secara sehat.
  3. Minimnya pengawasan dan komunikasi terbuka tentang seksualitas dari orang tua.
  4. Pengaruh negatif dari media sosial, budaya, serta tekanan dan pergaulan yang salah.

Untuk mencegah dan mengatasi kecanduan seks pada pelajar, diperlukan upaya preventif dan kuratif, seperti:

  1. Memberikan pendidikan seks yang sesuai dengan tingkat usia di sekolah.
  2. Peran aktif orang tua dalam memberikan kasih sayang, perhatian, dan pengawasan.
  3. Membangun komunikasi terbuka tentang seksualitas dalam keluarga.
  4. Terapi profesional jika remaja sudah mengalami kecanduan pornografi atau masalah kesehatan mental terkait.
  5. Pendidikan seks yang komprehensif sejak dini di sekolah, disesuaikan dengan tingkat usia. Hal ini penting untuk memberikan pemahaman yang benar tentang seksualitas dan mencegah paparan pornografi yang dapat memicu kecanduan.
  6. Peran aktif orang tua dalam memberikan kasih sayang, perhatian, penghargaan, dan pengawasan. Komunikasi terbuka tentang seksualitas dalam keluarga juga sangat dibutuhkan.
  7. Terapi profesional jika remaja sudah mengalami kecanduan pornografi atau masalah kesehatan mental terkait. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat membantu mengubah pola pikir dan perilaku yang mengarah pada kecanduan seks.
  8. Menghindari semua hal yang dapat memicu rangsangan seksual, seperti tidak bepergian sendiri dan menghindari paparan pornografi.

Dengan upaya komprehensif tersebut, diharapkan remaja dapat terhindar dari bahaya kecanduan seks dan mempersiapkan diri menjadi generasi yang sehat secara fisik maupun mental.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *