Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), seks bebas telah menjadi masalah utama di kalangan remaja Indonesia. Survei BKKBN menunjukkan bahwa 60% remaja usia 16-17 tahun, 20% remaja usia 14-15 tahun, dan 20% remaja usia 19-20 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah.Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga melakukan survei yang mengungkapkan lima kota di Indonesia dengan tingkat seks bebas tertinggi. Kota-kota tersebut adalah:
- Jakarta
- Surabaya
- Bandung
- Medan
- Yogyakarta
Hasil survei KPAI pada tahun 2007 menemukan bahwa 62,7% remaja SMP sudah melakukan hubungan seks bebas, dan 97% dari 4.500 remaja telah menonton film porno.Psikolog Remaja RSUD Buleleng, Bali, Ni Made Ayunda Darma Tirsani menyatakan bahwa Indonesia dapat dikatakan dalam keadaan darurat seks bebas. Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti lingkungan, rasa penasaran yang tinggi, dan berkembangnya hiburan malam.
Berdasarkan data yang tersedia, seks bebas di kalangan pelajar di Indonesia telah menjadi masalah yang sangat serius:
- Survei BKKBN menunjukkan bahwa 60% remaja usia 16-17 tahun, 20% remaja usia 14-15 tahun, dan 20% remaja usia 19-20 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah.
- Survei KPAI pada tahun 2007 menemukan bahwa 62,7% remaja SMP sudah melakukan hubungan seks bebas, dan 97% dari 4.500 remaja telah menonton film porno.
- Hasil survei LSCK PUSBIH pada tahun 2002 menemukan 97,05% mahasiswi di 16 perguruan tinggi di Yogyakarta mengaku pernah melakukan seks pranikah.
- Psikolog Remaja RSUD Buleleng, Bali menyatakan bahwa Indonesia dapat dikatakan dalam keadaan darurat seks bebas, dengan banyak faktor yang mempengaruhi seperti lingkungan, rasa penasaran, dan berkembangnya hiburan malam.
Dapat disimpulkan bahwa seks bebas di kalangan pelajar dan remaja di Indonesia telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan, dengan angka prevalensi yang sangat tinggi di berbagai daerah. Hal ini membutuhkan perhatian dan tindakan serius dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini.
- Survei BKKBN menunjukkan bahwa 60% remaja usia 16-17 tahun, 20% remaja usia 14-15 tahun, dan 20% remaja usia 19-20 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah.
- Survei KPAI pada tahun 2007 menemukan bahwa 62,7% remaja SMP sudah melakukan hubungan seks bebas, dan 97% dari 4.500 remaja telah menonton film porno.
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga broken home lebih rentan terlibat dalam perilaku seksual pranikah dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga utuh.
- Faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak dari keluarga broken home terlibat dalam seks bebas antara lain kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, lingkungan pergaulan yang negatif, serta rasa kesepian dan depresi akibat kondisi keluarga.
Dapat disimpulkan bahwa seks bebas di kalangan anak-anak dari keluarga broken home di Indonesia telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Hal ini membutuhkan perhatian dan intervensi yang serius dari berbagai pihak, terutama orang tua dan pemerintah, untuk mengatasi masalah ini dan melindungi generasi muda.
Dampak Kesehatan
- Berisiko terkena penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, sifilis, gonore, dan lain-lain
- Berisiko terkena kanker akibat infeksi virus HPV
- Kehamilan yang tidak diinginkan
Dampak Psikologis
- Trauma psikologis yang dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak
- Depresi, rasa bersalah, dan harga diri rendah
Dampak Sosial
- Terputusnya pendidikan akibat kehamilan di luar nikah
- Stigma dan diskriminasi dari masyarakat
- Rentan menjadi korban eksploitasi seksual
Dampak Jangka Panjang
- Gangguan perkembangan kepribadian
- Kesulitan menjalin hubungan sehat di masa dewasa
- Siklus kemiskinan dan kekerasan yang terus berulang
Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan upaya preventif seperti penyuluhan bahaya seks bebas pada anak sejak dini, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, serta memberikan pendidikan seksual yang sesuai usia. Peran orang tua, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk melindungi anak-anak dari bahaya seks bebas.