SEKS MENURUT AHLI PSIKOLOGI

Menurut ahli psikologi, seksualitas adalah aspek yang kompleks dan multidimensi dari manusia yang melibatkan aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Berikut adalah beberapa pandangan psikologis tentang seksualitas:

  1. Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia yang terkait dengan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas gender, dan dinamika psikologis seperti kognisi, emosi, dan motivasi.
  2. Orientasi seksual mengacu pada pola ketertarikan emosional, romantis, dan seksual seseorang terhadap laki-laki, perempuan, atau keduanya. Orientasi seksual biasanya muncul pada usia 6-13 tahun dan dapat berkembang sepanjang hidup.
  3. Penyimpangan perilaku seksual dapat dipengaruhi oleh faktor kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan konflik emosional. Kondisi psikologis yang tidak sehat dapat memicu gangguan seksual.
  4. Seks memiliki manfaat psikologis, seperti meningkatkan harga diri, kebahagiaan, dan kualitas tidur. Aktivitas seksual yang sehat dalam hubungan yang mendukung dapat memberikan dampak positif secara psikologis.
  5. Teori seksualitas Sigmund Freud menekankan peran libido dan konflik psikoseksual dalam pembentukan kepribadian. Namun, teori ini juga mendapat kritik dari perspektif psikologi Islam.

Secara keseluruhan, ahli psikologi memandang seksualitas sebagai aspek kompleks yang melibatkan banyak dimensi dalam diri manusia dan dapat mempengaruhi kesehatan mental serta kepribadian seseorang.
Menurut ahli psikologi, seks bebas pada remaja merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan secara sadar karena adanya dorongan seksual dan kebutuhan seksual yang harus terpenuhi. Seks bebas terjadi karena adanya rangsangan baik dari diri sendiri maupun dari luar, serta faktor pikiran terhadap hal-hal seksual yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak.Dampak psikologis yang ditimbulkan setelah melakukan seks bebas antara lain self-respect yang rendah, rasa bersalah yang selalu muncul, beban emosional, ketakutan yang berlebihan, dan rasa kebosanan pada pasangan. Seks bebas juga dapat menciptakan kenangan dan masa lalu yang buruk.Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan pesat secara fisik, psikologis, dan intelektual. Remaja memiliki rasa keingintahuan besar, menyukai petualangan, dan cenderung berani menanggung risiko tanpa pemikiran matang. Salah satu perubahan biologis adalah hasrat seksual yang membutuhkan penyaluran tepat. Banyak faktor dapat memicu hasrat seksual remaja, seperti kondisi perkawinan orangtua, memiliki pacar, lama pacaran, dan film yang sering ditonton.

Seks berlebihan bagi remaja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Berikut penjelasannya:Hasrat seksual yang tinggi pada remaja sering kali tidak sejalan dengan pertimbangan moral, sehingga dapat memicu perilaku seksual pranikah. Hal ini berisiko menimbulkan infeksi penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan di usia remaja dapat menghambat pencapaian impian dan cita-cita mereka, seperti putus sekolah atau terpaksa melakukan aborsi yang berbahaya.Selain itu, terlalu sering berhubungan seksual juga dapat menyebabkan kelelahan, infeksi saluran kemih, dan cedera saraf. Pada usia remaja, aktivitas seksual yang berlebihan juga dapat merusak keintiman hubungan karena menimbulkan rasa bosan dan hilangnya gairah seksual.Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk dapat mengendalikan hasrat seksualnya dengan baik. Orang tua dan pendidik dapat membantu remaja dengan memberikan edukasi tentang risiko seks pranikah, mengajarkan cara menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mendorong remaja untuk menyalurkan energinya ke aktivitas yang lebih positif.
Seks menurut ahli psikologi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *